Dalam membangun manusia holistik atau membangun manusia secara utuh dengan adanya perkembangan keseimbangan seluruh dimensi, termasuk kesadaran individu yang terbentuk bahwa mereka adalah bagian dari anggota keluarga, sekolah, lingkungan, masyarakat dan komunitas yang memiliki cakupan yang luas disebut dengan pendidikan holistik atau holistic education. Pendidikan holistik ini cenderung lebih mengutamakan dan lebih mengembangkan semua dimensi manusia. Selain kemampuan akademik, pendidikan holistik juga mengembangkan kemampuan fisik, emosi, spiritual, kreativitas dan juga kecerdasan lainnya secara utuh, seimbang dan optimal melalui pengembangan-pengembangan yang telah dicantumkan dalam 9 pilar karakter.
Pendidikan holistik bertujuan untuk membantu perkembangan potensi individu dalam suasana belajar yang lebih menarik minat individu, demokratis dan humanis melalui sebuah pengalaman antara interaksi individu dengan lingkungannya. Peserta didik yang menerapkan pendidikan holistik ini sangat diharapkan mampu menjadi dirinya sendiri. Kebutuhan yang harus diperhatikan dalam diri peserta didik yaitu kebutuhan yang berasal dari aspek intelektual, fisik, emosi, kreativitas dan spiritual. Dalam pengembangan strategi pembelajaran holistik ada beberapa hal yang harus diketahui, yaitu sebagai berikut:
- Penggunaan pembelajaran transformatif digunakan sebagai pendekatan.
- Menciptakan prosedur pembelajaran yang mudah untuk dimengerti.
- Lintas disiplin ilmu harus diutamakan dalam pemecahan suatu masalah.
- Menciptakan pembelajaran yang bermakna dan pembelajaran yang memberikan kesan yang menyenangkan.
- Keterlibatan individu dengan komunitas yang berada disekitarnya dalam melaksanakan suatu pembelajaran.
Dalam pembelajaran holistik ini guru berperan aktif sebagai mentor, fasilitator dan sahabat bagi peserta didik. Adapun peran lain dari guru yaitu untuk memimpin dan mengontrol kegiatan pembelajaran, meskipun begitu peran guru yang sangat memiliki pengaruh besar yaitu peran guru sebagai mentor, fasilitator dan sahabat.
Dalam pendidikan holistik ini, kebutuhan yang diutamakan tidak hanya berasal dari aspek akademik, tetapi juga kebutuhan yang berasal dari aspek intelektual, fisik, emosi, kreativitas dan spiritual. Seperti yang telah dijabarkan dalam 9 pilar karakter, yaitu sebagai berikut:
Cinta Tuhan dan Segenap Ciptaan-Nya
Pilar ini menjadi poin utama yang harus diajarkan. Agar individu selalu mengimani keberadaan Tuhan Yang Maha Esa dan percaya dengan kuasa-Nya. Konsep yang terdapat dalam pilar ini yaitu rasa sukur dan kasih sayang. Dalam hal ini bersyukur berarti ungkapan terima kasih pada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya. Selain mengajarkan cara syukur, makna cinta kepadaa Pencipta juga harus ditanamkan dengan mewujudkan rasa kasih sayang kepada ciptaan-Nya.Â
Mandiri, Disiplin dan Tanggung Jawab
Sejak dini individu harus diajarkan tentang kemandirian, disiplin dan bertanggung jawab. Hal ini dapat disah secara perlahan agar anak menjadi terbiasa. Dalam pembentukan sikap ini, maka tahap awal yang perlu diterapkan yaitu adanya pembuatan peraturan yang tidak terlalu membebankan anak. Jika sudah terbiasa maka individu akan terdorong untuk menjadi orang yang lebih bertanggung jawab. Selain disiplin, sikap mandiri juga perlu ditanamkan dalam diri individu, agar mereka tidak terlalu bergantung kepada orang lain.
Jujur, Amanah, dan Berkata Bijak
Aspek yang sangat berperan penting dalam kehidupan adalah jujur. Penanaman kejujuran harus dilakukan sedini mungkin agar mereka mengetahui mana perbuatan yang benar dan salah. Dengan adanya sikap jijur ini maka anak akan menjadi sosok yang rendah hati dan memiliki perilaku yang baik. Selain itu anak juga harus memiliki sikap yang amanah atau selalu menjalankan tanggung jawab.
Hormat, Santun, dan Pendengar yang Baik