Mohon tunggu...
Khairatun UmaDaulay
Khairatun UmaDaulay Mohon Tunggu... Lainnya - Khairatun uma daulay

khairatun uma daulay

Selanjutnya

Tutup

Money

Strategi Komunikasi yang Baik Saat Pandemi Covid-19

25 Agustus 2020   17:35 Diperbarui: 25 Agustus 2020   17:32 863
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Pandemi Covid-19 sangat berdampak pada bisnis dan ekonomi. Aktivitas semua orang terhambat. Sekolah diliburkan, sebagian besar bisnis menerapkan work from home. Di tengah pandemi global seperti sekarang, brand pun harus bisa menyusun ulang strategi komunikasi dan menyesuaikan manajemen komunikasi. Strategi komunikasi dalam penyampaian informasi di masa darurat pandemi seperti saat ini dinilai sangat penting. Strategi komunikasi bukan hanya untuk mengatasi hoaks, tetapi untuk menghindari kepanikan massal yang dapat berakibat lebih buruk dari pandemi itu sendiri. Strategi komunikasi inilah yang diyakini sebagai salah satu penyebab keberhasilan Jerman termasuk dalam kelompok negara dengan angka kematian akibat COVID-19 terendah di dunia.

Munculnya pandemi COVID-19 telah menyita perhatian banyak kalangan. Perhatian yang tertuju diantarannya terkait relasi antara pemerintah, masyarakat, dan media. Pemerintah dinilai tergagap menjalankan komunikasi publiknya. Media massa juga tak semuanya mampu membangun narasi yang bisa meredakan kepanikan. Apalagi media sosial, yang justru menampilkan realitas yang berlebihan (hiperrealitas) hingga memicu ketakutan yang semakin mencekam. Munculnya ketakutan yang berlebihan (phobia) banyak dipicu oleh narasi COVID-19 di media sosial yang tak semuanya terkonfirmasi benar.

Peran media massa juga menjadi perhatian serius sejumlah penulis. Bagaimana soal objektivitas pemberitaan media terkait pandemi COVID-19. Selain itu, beragam informasi tentang COVID-19 yang terus berdengung di media sosial juga menjadi bahasan dalam buku ini. Maraknya hoaks yang dipercaya sebagai kebenaran terus diviralkan melalui media sosial. Efek Echo Chamber yang melekat pada media sosial semakin sulit membendung laju kabar abal-abal. Justru tak jarang kabar bohong dipercaya sebagai sesuatu yang benar hanya gara-gara terlanjur viral.

Berikut beberapa tips strategi komunikasi yang bisa kamu terapkan untuk bisnis di masa pandemi Covid-19 :

Pertama, Tunjukkan Empati. Mengabaikan pandemi Covid-19 sepenuhnya dan menjalankan komunikasi layaknya tidak ada apa-apa tentu bukan langkah yang tepat. Memang, di saat seperti ini, banyak orang menghabiskan waktunya secara online. Kamu mungkin berpikir, ini waktunya yang tepat untuk memasarkan bisnismu. Kamu melihat ini sebagai kesempatan emas. Tapi tanpa strategi komunikasi yang tepat, bisnismu malah bisa terkesan seperti tidak pedulian dan tidak peka.

Kedua, Gunakan Tone & Gaya Bahasa yang Tepat. Tone dan gaya bahasa yang kamu gunakan tentu harus sesuai dengan brand-mu, tapi keduanya juga harus sesuai dengan konteks. Misalnya, kalau biasanya gaya bahasa brand-mu lebih kasual dan santai atau bahkan nyeleneh, kamu mungkin perlu mempertimbangkan untuk menggunakan gaya penyampaian yang lebih serius dalam mengkomunikasikan informasi yang berkaitan dengan Covid-19.

Ketiga, Tetap Membuat Konten. Berhati-hati bukan berarti berhenti berkomunikasi! Tetap terkoneksi dengan pengikutmu di media sosial dan jaga engagement dengan mereka. Karena social distancing, kebanyakan orang menghabiskan lebih banyak waktunya di dunia maya.

Menurut survei Kantar, penggunaan Facebook dan Instagram meningkat 40% karena dampak Covid-19. View Instagram dan Facebook Live pun bertambah dua kali lipat dalam satu minggu. Maka itu, ini kesempatanmu untuk menghasilkan konten yang unik dan relevan dengan audiensmu. Coba buat konten yang dapat membantu, memberi dukungan, atau menghibur bagi mereka.

Keempat, Bagikan Konten Positif. Banyak orang yang mengaku cemas dan stres dengan informasi dan berita mengenai pandemi Covid-19 yang tak ada habisnya. Dengan begitu banyaknya konten yang "berat", kamu bisa memberikan alternatif atau distraksi bagi audiensmu dengan menghadirkan konten yang positif, menghibur, tapi tetap peka. Ingat untuk tetap hati-hati dalam menyampaikan konten agar tidak terkesan tidak sensitif.

Kelima, Update Website Toko Online-mu. Pastikan semua informasi dan pengumuman terbaru yang berkaitan dengan bisnismu dapat diakses dan up-to-date di web jualan online-mu. Google misalnya, menganjurkan agar web jualan online menampilkan banner atau pop-up yang menginformasikan pengunjung mengenai status bisnismu, keterlambatan, opsi pengiriman, dan lain-lain sehingga pelanggan dapat bertransaksi dengan mudah dan jelas.

Bisa juga dengan menambahkan halaman FAQ khusus pada website toko online yang menjelaskan mengenai ketersediaan produk, status, pengumuman spesial, dan lain-lain. Pada dasarnya, dalam masa krisis web jualan online-mu seharusnya menjadi sumber paling jelas dan terpercaya mengenai produk atau jasa yang kamu tawarkan.

Penulis            : Khairatun Uma Daulay

Prodi               : Ilmu Komunikasi

Fakultas         : Ilmu Sosial

Kuliah Kerja Nyata DR 48

Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun