Mohon tunggu...
Khaila Ayu Maharani
Khaila Ayu Maharani Mohon Tunggu... Lainnya - SMAN 28 Jakarta-XI MIPA 2

🦋🦋🦋

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Ibu, Tolong Percaya Padaku

24 November 2020   16:18 Diperbarui: 24 November 2020   19:50 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Akupun menunjukan brosur tersebut kepada pelatih basketku di sekolah. Dan untungnya Pak Joko setuju. Pak Joko mengharuskan aku dan tim basketku berlatih lebih giat jika ingin memenangi kompetisi ini.

Hari demi hari berlalu, aku dan tim basketku berlatih sangat keras setiap harinya. Ditambah lagi, ibuku yang membuatku ragu setiap hari dengan omelannya.

Tak terasa, tibalah hari dimana kompetisi berlangsung. Semua teman – temanku didukung oleh orangtuanya masing – masing. Orang tua mereka dengan senang hati duduk di kursi penonton. Dan tidak diragukan lagi, berbeda dengan ibuku. Ia bahkan tidak mendukung aku mengikuti kompetisi ini, apalagi datang.

Babak demi babakpun berlalu. Dan pada akhirnya, tim basket sekolahku tiba di babak final.

“Final, kata yang menyeramkan,“ batinku.

Apapun yang akan terjadi hari ini akan menunjukkan masa depanku.

“Aku harus menang,“ kataku bertekad.

Waktu terus berlalu. Skor timku sesaat memimpin, beberapa menit kemudian terbelakang. Naik turunnya skor timku sangat membuatku gugup.

Detik – detik akhir pertandingan, tim lawan memimpin. Hanya berbeda satu skor dibandingkan dengan timku. Beberapa detik lagi hingga pertandingan berakhir. Aku melihat papa skor. Skor timku dan tim lawan seri. Tanpa berpikir panjang, sepenuh tenaga aku berlari merebut bola basket dari tim lawan dan berlari kearah ring.

“GOLLL!“ suara teriakan para penonton terdengar sangat nyaring di telingaku.

Tidak kusangka aku bisa mencetak gol terakhir. TIMKU MENANG! Betapa bahagianya aku, akupun berlutut sembari tangis keluar dari mataku. Andaikan ibuku ada disini melihat keberhasilan anaknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun