Mohon tunggu...
khadijah hanina
khadijah hanina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Bimbingan Konseling Islam, UINSI Samarinda

Allahumma Sholli Ala Sayyidina Muhammad

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Mengajarkan Anak Menghargai Disabilitas sebagai Upaya Pencegahan Bullying

25 Oktober 2021   12:00 Diperbarui: 25 Oktober 2021   12:03 415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Secara umum bullying diartikan sebagai tindakan intimidasi yang dilakukan oleh pihak kuat terhadap yang lemah, bertujuan untuk menyakiti dalam bentuk fisik dan verbal. Dalam dunia pendidikan bullying bukan suatu hal yang baru, terbukti dari banyaknya kasus bullying yang terjadi dalam sekolah. 

Dari hasil studi menunjukkan 60% dari siswa disabilitas memiliki risiko yang tinggi mengalami bullying (Graves, S., 2012). Dikutip dari Kompas, Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak (PPPA) Nahar mengatakan, "Anak disabilitas sangat rentan mengalami kekerasan baik fisik, psikis, bullying dan stigma." 

Beberapa faktor tersebut disebabkan adanya intoleransi lingkungan terhadap anak dengan keterbatasan dan persepsi keliru mengenai penyandang disabilitas yang dianggap lemah, sehingga dijauhi dan disingkirkan.

Dani Aditya, Stand Up Comedian Disabilitas beranggapan, banyak sekali media yang menggiring opini bahwa difabel tidak bisa melakukan apa-apa dan perlu dikasihani. Padahal tidak semua disabilitas ingin menjadi objek sumbangan. 

"Bagi saya, penggambaran disabilitas itu sangat berperan penting. Misalnya, di media digambarkan bahwa penyandang disabilitas selalu teraniaya dan kalau melihat disabilitas bawaannya ingin menyumbang, itu kan tidak bagus, karena tidak semua difabel ingin disumbang." ujar Dani dalam webinar Konekin. 

Hal tersebut tanpa disadari akan menjadi stigma yang negatif, sehingga tidak menutup kemungkinan dapat mempengaruhi buruknya sikap anak saat berinteraksi dengan penyandang disabilitas.

Disabilitas bukanlah hal yang buruk dan harus dihindari. Buktinya banyak tokoh-tokoh difabel yang sukses menginspirasi. Salah satunya, Nick Vujinic yang lahir tanpa lengan dan memiliki dua kaki mungil dalam melakukan segala aktivitasnya, walaupun dengan kondisi yang memprihatinkan, Nick berusaha keras melewati masa hidupnya hingga menjadi motivator yang menginspirasi orang-orang di dunia.

Bagi bunda yang memiliki anak-anak special, memasukkan anak ke sekolah umum, menjadi suatu hal yang harus dipertimbangkan, mengingat bunda harus memperhatikan peluang terjadinya diskriminasi atau kasus bullying. 

Namun bunda jangan khawatir, karena dalam artikel ini akan membahas upaya yang harus dilakukan oleh semua orang tua agar menghindari munculnya diskriminasi, yaitu dilakukan dengan memberikan pengajaran kepada anak untuk menghargai disabilitas. 

Tentunya hal inilah yang menjadi bekal utama yang semestinya orang tua tanamkan kepada anak sejak dini. Adapun 6 cara yang dapat diajarkan kepada anak, diantaranya sebagai berikut:

1. Berikan Pengertian

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun