Mohon tunggu...
Khadijah
Khadijah Mohon Tunggu... Dosen - Pengabdian seorang dosen melalui artikel untuk masyarakat luas

Dosen Farmasi dengan bidang keilmuan berupa Nanomedicine, drug delivery system, dan pengembangan formulasi obat dan kosmetik, serta nutrasetika

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Kosmetik Nano: Manfaat dan Potensi Resiko

5 November 2020   08:32 Diperbarui: 7 November 2020   06:35 602
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

B. Filter pelindung UV dalam kosmetik tabir surya

Penggunaan bahan dengan ukuran nano dalam produk tabir surya dapat meningkatkan kemampuan dalam mencegah kerusakan kulit akibat UV. Titanium dioksida dan seng oksida yang telah secara luas digunakan dalam produk tabir surya, ketika diformulasikan dalam kisaran ukuran 20 nm, dapat menjadi filter UV yang efisien. Formula nano bahan-bahan tersebut telah memberikan kinerja yang jauh lebih baik daripada formulasi dalam ukuran partikel yang lebih besar, mampu memantulkan cahaya tampak dan menyerap UV dengan efisiensi yang sangat tinggi. Sehingga mereka dapat memberikan memberikan perlindungan yang tinggi terhadap UV dan tidak menyebabkan efek merugikan terhadap kesehatan kulit.

 

kosmetik-nano-5fa5ddb1d541df57482730e2.jpg
kosmetik-nano-5fa5ddb1d541df57482730e2.jpg

Fokus kita…

Meskipun banyaknya efek manfaat dalam penerapan tekologi nano pada produk kecantikan dan perawatan tubuh, para ahli kesehatan masih mengkhawatirkan tentang kemungkinan efek jangka panjangnya produk kosmetik nano pada tubuh. Hal ini dikarenakan sifat partikel/bahan berukuran nano yang mudah masuk ke dalam sirkulasi pembuluh darah melalui kulit atau inhalasi dan akan cepat menyebar ke berbagai organ. Jika dosis bahan kosmetik yang masuk tinggi (melebihi batas aman) dan waktu tinggal bahan nano di organ vital relatif lama, maka hal ini dapat berpotensi menyebabkan disfungsi pada organ. 

 

Berbagai studi ilmiah terkait evaluasi penggunaan kosmetik nano secara in vivo, telah melaporkan bahwa partikel nano dapat menembus kulit terutama kulit yang mengalami kerusakan, luka, maupun peradangan. Kulit yang rusak akan menjadi jalan tol untuk partikel nano berpenetrasi, bahkan untuk partikel hingga ukuran 7000 nm. Lebih dari itu, kehadiran jerawat, eksim dan luka dapat meningkatkan penyerapan partakel nano ke dalam aliran darah dan dapat menyebabkan komplikasi lanjut. 

 

Dengan adanya potensi negatif dari kosmetik nano dan peningkatan jumlah produk kecantikan yang mengandung bahan nano di pasar kosmetik, maka diperlukan adanya regulasi khusus yang harus diberikan oleh pemerintah kita mengenai penilaian keamanan produk-produk tersebut. Untuk para pengguna produk kosmetik, diharapkan untuk lebih berhati-hati dan berupaya untuk mencari informasi terkait keamanan dari bahan-bahan kosmetik yang akan digunakan. Selain itu, hindari penggunaan produk kosmetik ketika kulit kita sedang mengalami gangguan seperti luka atau pun peradangan.

Pustaka

  • Paul FA Wright, Med J Aust 2016; 204 (10): 369-370., doi: 10.5694/mja15.01128
  • Nirvesh Chaudhri et.al, IJPRR 2015; 4(4)
  • Silpa Raj, Shoma Jose, U. S. Sumod, and M. Sabitha, J Pharm Bioallied Sci. 2012 Jul-Sep; 4(3): 186–193., doi: 10.4103/0975-7406.99016
  • Tarl WP, Jeffrey EG, Lynlee LL, Rokhaya F, Margaret B. Nanoparticles and microparticles for skin drug delivery. Adv Drug Deliv Rev. 2011;63:470–91.
  • Sabine Grebler et.al., nanotrust-dossiers/dossier008, 2010.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun