Mohon tunggu...
Kezia AmeiliaSaktyani
Kezia AmeiliaSaktyani Mohon Tunggu... Seniman - Pelajar

Semua dimulai dari bawah

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Sebuah Langkah

24 Februari 2021   02:38 Diperbarui: 24 Februari 2021   02:43 509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

                "Aku juga dipanggil. Bareng ya nanti perginya!"

                "Aku sudah tahu kalau dari sekolah kita ini ada dua perwakilan untuk olimpiade Fisika, jadi orang yang satunya lagi itu kamu?" Adalvino bertanya sambil meneguk es jeruknya.

                "Loh, kamu baru tahu? Kamu ini ternyata memang kurang peka ya, Adalvino," Arunika sedikit tertawa di akhir kalimatnya.

                "Lututmu masih sakit?" tanya Adalvino lagi

                "Udah ngga. Gausah terlalu khawatir gitu deh Vin, luka kecil juga." Arunika berbicara lagi-lagi dengan senyuman. Adalvino hanya membalasnya dengan senyum kecil sambil menggaruk tengkuknya kikuk.

                Bel tanda istirahat berakhir pun berbunyi. Mereka pun berpisah di kantin itu. Kembali ke kelas masing-masing untuk kembali belajar. Setelah jam pelajaran berakhir, Arunika menghampiri kelas Adalvino lalu pergi ke lab Fisika bersama. Sepanjang perjalanan mereka berbincang soal olimpiade Fisika yang akan mereka ikuti ini.

                Setelah tiba di lab Fisika, mereka disambut oleh Bu Jen dan seorang pria yang mereka tidak kenal. Usianya sekitar 30-an. Pria itu berpakaian rapi dengan kemeja biru tua lengan panjang yang di lipat. Rambutnya mengkilap karena gel rambut yang ia kenakan. Seorang yang sangat maskulin!

                "Adalvino dan Arunika sudah datang toh. Sini masuk, perkenalkan ini dosen dari Universitas Bali yang akan menjadi pembimbing kalian, namanya Pak Anton." Bu Jen memperkenalkan pria itu dengan penuh senyum.

                "Perkenalkan, nama saya Anton. Boleh dipanggil Pak Anton, Mister Anton juga boleh biar lebih keren." Pak Anton sedikit bercanda saat berkenalan dengan mereka. Adalvino dan Arunika memberi salam kepada Pak Anton.

                "Yasudah, ibu tinggal kalian bertiga ya. Yang sopan ya sama Pak Anton. Dia salah satu pengajar yang paling disegani di daerah sini."

                "Iya Bu Jen, hati-hati," ucap kedua murid itu.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun