Mohon tunggu...
Kezia AmeiliaSaktyani
Kezia AmeiliaSaktyani Mohon Tunggu... Seniman - Pelajar

Semua dimulai dari bawah

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Sebuah Langkah

24 Februari 2021   02:38 Diperbarui: 24 Februari 2021   02:43 509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

                "Wah, Leo udah mulai goda-godain cewek ya sekarang," Lea menarik kuping Leo sambil sedikit mencibirnya. "Jangan macam-macam kamu. Mbok mu ini aja belum pernah deket sama cowo, jangan ngelangkahin orang yang lebih tua ya!" Lea berbicara tanpa melepaskan tangannya dari kuping Leo.

                "Lea! Lepasin Lea, malu ini di tengah jalan. Lagian lebih tua apanya? Cuma beda 10 menit doang mana bisa disebut lebih tua." Leo memasang wajah cemberut yang lucu sampai mengundang gelak tawa teman-temannya.

                Angin laut membelai wajah Arunika, membuat rambutnya berantakan karna angin yang menamparnya dari berbagai arah. Angin itu membawa terbang topi yang tadi dipakainya. Tangannya berusaha menggapai topi itu namun sia-sia. Adalvino berusaha membantu, namun topi itu digiring ke lautan.

                Adalvino ingin mengejar topi itu ke laut, namun ia mnegurungkan niatnya. Dilihatnya ada seorang pria berjalan ke arahnya sambil membawa topi Arunika. Pria berusia 40 tahunan itu hanya memakai celana renang. Ia berjalan sambil mengelap wajahnya dari air laut.

                Adalvino terpaku. Tubuhnya tak bisa bergerak. Matanya membulat dengan sempurna, ia dapat merasakan tangannya mulai dingin dan basah. Bukan karna angin maupun air laut, tapi karena sosok yang dilihatnya ini.

                "Ini topimu?" Pria itu bertanya dengan suara barintonnya.

                Adalvino masih tak berkutik. Ia hanya menatapnya tanpa berkedip sekalipun. Membuat pria yang ditatapnya ini kebingungan. Arunika yang melihat itu juga turut kebingungan. Ia kemudian berlari begitu merasakan aura ketegangan disana.

                "Aduh makasih banyak ya Bli Gus. Maaf merepotkan." Arunika berbicara dengan sangat sopan. Melihat yang berdiri di hadapannya ini bukan orang sembarangan.

                "Iya gak apa-apa dek, saya senang bisa membantu." Ucap pria itu tersenyum kemudian berlalu pergi. Arunika menundukan badannya sebagai wujud kesantunan. Gadis itu kemudian menoleh ke arah Adalvino, dilihatnya pemuda itu masih mematung disana.

                "Vino! Kamu kenapa sih, kamu sakit? Gaenak badan atau mabuk laut?" Arunika menepuk punggung Vino lalu meletakkan punggung tangannya di kening pemuda itu. Suhu tubuhnya normal. Tapi wajahnya sangat pucat.

                "Kamu kenal orang tadi Aru?" Adalvino tersentak lalu bertanya tentang pria tadi. "Apa kamu kenal sama dia?" ia bertanya lagi.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun