Mohon tunggu...
Kezia AmeiliaSaktyani
Kezia AmeiliaSaktyani Mohon Tunggu... Seniman - Pelajar

Semua dimulai dari bawah

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Sebuah Langkah

24 Februari 2021   02:38 Diperbarui: 24 Februari 2021   02:43 509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

                Selesai sudah tahap penyisihan yang menegangkan itu. Vino, Aru, Lea dan Leo masih bersama di lobi hotel. Mereka merasa sangat senang dan bangga pada diri sendiri. Dengan begini, aku masih bisa terus melangkah! Begitulah yang diucapkan oleh setiap mereka.

BAGIAN 6

DI PANTAI ITU

                Olimpiade tingkat provinsi akan diadakan sebulan lagi. Setelah olimpiade terakhir, Adalvino, Arunika, Leandra dan Leondre pulang ke rumah masing-masing. Tapi hari ini, mereka sedang berlibur di Pantai Legian untuk menghilangkan stress.

                Mereka tidur di villa keluarga milik Lea dan Leo. Adalvino ingat, dulu Leo pernah bilang keluarga mereka cukup kaya, namun saat melihat villa keluarganya ia sadar bahwa ini bukan hanya cukup kaya. Villa berlantai dua yang dipagari dengan pagar tinggi yang megah. Villa berwarna coklat muda dengan kolam renang di belakangnya terlihat sangat terawatt meski jarang di tempati.

                "Masih jam 9.00 pagi, gimana kalau kita pergi ke pantai? Main selancar atau banana boat sepertinya menyenangkan." Ujar Lea sambil melahap sarapannya.

                "Ide bagus. Sekalian berjemur juga mumpung belum terlalu panas." Arunika menyetujuinya. Ia sudah membayangkan bagaimana nyamannya berbaring dibawah sinar mentari pagi yang hangat. Berbaring di atas karpet putih pasir tepi pantai sambil mendengar deburan ombak.

                Para lelaki, Vino dan Leo hanya bisa mengikuti keinginan dua gadis itu. Untuk menuju ke Pantai Legian, mereka hanya perlu berjalan kaki. Keempatnya berjalan di trotoar yang mulai ramai oleh para pedagang kaki lima.

                "Aru, haruskah kamu pakai topi sebesar itu?" tanya Adalvino karena merasa kurang nyaman melihat topi besar berada diatas kepala mungil Arunika.

                "Vin, ini tuh salah satu dari perlindungan tubuh. Kita gatau kan bakal di pantai sampai kapan. Dan lagi, ini untuk fashion." Jawab Arunika. Yah sebenarnya menurut Adalvino topi itu memang sangat cocok untuknya.

                "Kamu manis banget kok pakai topi kayak gitu Arunika." Leo yang berada di belakang Arunika tiba-tiba ikut berbicara. Arunika langsung menoleh, dilihatnya Leo sedang menunjukan cengirannya. Memamerkan jajaran gigi putih yang rapi. Arunika sedikit merona dibuatnya.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun