Mohon tunggu...
Kezia AmeiliaSaktyani
Kezia AmeiliaSaktyani Mohon Tunggu... Seniman - Pelajar

Semua dimulai dari bawah

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Sebuah Langkah

24 Februari 2021   02:38 Diperbarui: 24 Februari 2021   02:43 509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

                Pensil dan pulpen yang bergantian menari di atas kertas, segala coretan yang ada di kertas adalah bukti seberapa keras mereka mengerahkan kemampuan mereka. Saat menjawab soal secara tertulis, Adalvino tampil sebagai orang pertama yang mampu menyelesaikan setiap pertanyaan tersebut.

                Akhirnya sampailah pada saat yang paling ditunggu-tunggu. Pengumuman yang akan menentukan siapa yang kelak akan menjadi perwakilan Provinsi Bali untuk tingkat nasional. Para peserta duduk di aula. Terdengar sedikit gaduh dari bibir yang memanjatkan doa. Adalvino memejamkan matanya, digenggamnya tangan Arunika. Keduanya berdoa dalam hati masing-masing, berharap segala usaha yang selama ini mereka lakukan akan membuahkan hasil.

                Teringat usaha-usaha yang mereka lakukan. Menyiapkan alarm pukul dua pagi hanya untuk membuka buku dan memahaminya lebih dalam. Mengerjakan soal-soal bagai neraka. Bahkan terkadang rasa mual memenuhi perutnya.

                "Kalian jangan tegang. Bapak yakin kalian pasti lolos, tak ada usaha yang tidak membuahkan hasil. Dan sejauh yang bapak tahu, kalian sudah berusaha lebih dari siapapun." Ujar Pak Anton yang duduk di samping Arunika dengan mantap.

                "Tenang Leo, kita pasti lolos. Tidak, kita harus lolos." Lea menggenggam tangan Leo dengan sangat era, sampai terlihat ada gemetar disana. Leo yang sangat takut namanya tidak disebut dapat merasakan ada jantung yang siap keluar dari telinga nya.

                "Baiklah, seperti yang sudah di beritahukan di awal, bahwa yang akan menjadi perwakilan Provinsi Bali dalam Olimpiade Nasional ke-42 adalah empat orang. Bisa jadi dari sekolah yang berbeda, bahkan dari daerah yang berbeda juga." terdengar salah satu juri berbicara di atas panggung.

                "Baiklah tanpa berlama-lama, saya akan umumkan juara harapan 1, walaupun tidak akan melangkah ke tingkat provinsi, tapi akan mendapat rekomendasi untuk masuk universitas kelak. Selamat kepada I Nyoman Pica Alexander dari Denpasar!" terdengar suara riuh dari tepuk tangan para audience.

                Yang disebut namanya pun maju kedepan untuk diberikan sebuah piagam dan medali. Meski kurang puas dengan hasil yang ia dapatkan ia cukup merasa senang untuk prestasi yang membanggakan ini,

                "Selanjutnya untuk juara empat yang akan melanjutkan ke tingkat Provinsi, selamat kepada Leandra Adnyana Ageng dari Jembrana!." Mendengar itu Lea sontak berteriak dambil menutup mulutnya. Dipeluknya kembarannya Leo, terasa haru diantara mereka.

                Lea masih tidak menyangka dengan yang di dengarnya. Leo mengusap-usap punggung kembarannya sambil berbisik di telinganya, "Selamat ya Lea," senyumnya  terukir. Terasa pelukan Lea kian erat di tubuhnya. "Udah dulu Lea, cepet maju. Jangan sampai aku yang ambil medali itu." Ucap Leo.

                Lea maju ke atas panggung dengan senyuman dan mata sedikit berkaca. Suara tepukan tangan terdengar riuh. Adalvino dan Arunika turut senang untuk kemenangan Lea. Namun suasana kembali hening kala sang juri ingin lanjut memanggil juara ketiga.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun