Mohon tunggu...
Nur Aulia Keysha Mayasari
Nur Aulia Keysha Mayasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Keysha

Belajar berjuang bertaqwa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hubungan Tanjung Priok dan Konstitusi Negara

12 November 2021   00:32 Diperbarui: 12 November 2021   00:34 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Peristiwa tanjung priok ini terjadi pada abad ke-19, tepatnya pada tanggal 12 september 1984. 37 tahun yang lalu, terjadilah pertumpahan darah di daerah Jakarta Utara. Peristiwa ini adalah peritiwa suram yang dialami sebagian umat muslim di wilayah Jakarta. Pertempuran yang melibatkan timah panas yang dilakukan antara pemerintahan masa orde baru dengan kelompok orang islam. 

Banyak sekali korban tewas dalam peristiwa ini karna terkena timah panas. Terjadinya pertumpahan darah ini diakibatkan karena adanya suatu permaalahan yang menyangkut tentang dasar negara Indonesia, yaitu Pancasila. Pancasila adalah sebuah dasar negara yang pasti dan telah ditetapkan oleh para pejuang terdahulu. 

Oleh karena itu, semua kegiatan negara dan semua organisasi yang tumbuh di negara Indonesia harus mematok sesuai Pancasila. Maka dari itu siapapun yang tidak sesuai dengan peraturan pemerintah masa orde baru makai dia ditudung sebagai golongan anti-pancasila.

Awal mula dari peristiwa pertumpahan darah ini adalah karena terdengarnya ceramah yang dituding sebagai provokatif dalam persinggungan ketahanan dasar negara. 

Ceramah ini disampaikan disebuah langar kecil oleh Abdul Qadir Jailani, seorang ulama dan juga tokoh masyarakat tanjung priok. Lalu Abdul Qadir menyampaikan kesaksiannya tengan apa yang telah diperbuat dalam ceramah ataupun tulisan kepada pengadilan yang telah dijemput dan diantarkan oleh aparat negara Indonesia waktu itu. 

Pada akhirnya pengadilan tersebut menjatukan hukuman kepada Abdul  Qadir Jailani. Adapun hukuman yang dijatuhkan adalah penjara selama 18 tahun dengan dakwaan melalui ceramah, tulisan, dan hasil karya lainnya. Selain jailani, juga ada muslim -- muslim terkemuka lainnya yang kena dampak dari terpenjaranya jailani ini. Jailani juga sempat melakukan pembelaan dirinya terhadap pengadilan tengan awal mula munculnya ceramah yang menjadi titik kesalahan nya.

Pembelaan yang diungkapkan oleh jailani pada tanggal 8 september 1984, bahwa ada dua bintara yang menjadi pembina desa datang ke tempat ibadah (musholla) umat muslim. Musholla itu bernama As sa'adah yang belokasi di kota Jakarta utara. 

Dua bintara ini memasuki musholla tersebut dengan masih menggunakan alas dan tidak melepasnya, yang bertujuan untuk mencopot sebuah pamflet yang pamflet itu mereka anggap sebagai ungkapan kebencian kepada pemerintahannya saat itu. Jailani juga memberikan ungkapan, bahwa kedua bintara tersebut membawa air got yang bertujuan untuk menyiram pamflet tersebut. 

Kejadian seperti ini tidak ada suatu upaya dari pemerintah untuk bisa menyelesaikan perstiwa demikian secara damai. Pada tanggal 10 september 1984 atau dua hari setelah kejadian di musholla itu, terjadi pertengkaran antara si perusuh dan penghuni jamaah masjid. Adu mulut pada saat itu berhenti saat dua pelaku pengrusuh tersebut diajak ke kantor pengurus masjid tersebut. Tapi sudah banyak penduduk yang datang ke masjid tersebut karena semakin tersebarnya berita peristiwa itu.

Karena banyaknya penduduk yang datang ke masjid tersebut akhirnya ada sebagian orang yang sengaja mengacaukan suasana dengan ulahnya. Yaitu membakar sepedah motor milik salah satu tentara. Dan karena kejadian ini, aparat negara segera untuk melakukan tindakan dan mengalihkan sekelompok orang yang berbuat ulah tersebut dan menjadi provokasi kejadian tersebut. Dan akhirnya tertangkaplah empat orang provokator kegiatan tersebut. 

Hal ini membuat masyarakat semakin memanas. Pada akhirnya keesokan harinya, 11 september 1984 jailani meminta bantuan kepada Amir Biki untuk menengahi masalah ini. Amir Biki adalah orang kepercayaan masyarakat yang bisa mengatasi masalah peristiwa ini. Dan pada saat itu Amir biki mendatangi qodim untuk melepaskan empat orang, tetapi tidak mendapatkan pendapatan pasti dan terkesan dipermainkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun