Mohon tunggu...
Kevin Maldini
Kevin Maldini Mohon Tunggu... Seniman - YUK SEMANGAT NULIS !!

Pengetahuan, Literasi dan Lain lain

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pengambilan Keputusan

26 September 2021   01:50 Diperbarui: 26 September 2021   02:02 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi yang diselimuti langit biru dan awan putih menandakan bahwa alam sedang bahagia. begitu pula dengan Aldi seorang siswa SMA yang baru lulus di bulan April.

Bercocok tanam ditengah sawah merupakan kegiatan aldi di waktu ini, Ayah dan Ibunya merasa terbantu dengan kehadiran anaknya tetapi mereka juga merasa sedih karena Aldi tidak bisa melanjutkan pendidikannya ke universitas.

Saat istirahat mengerjakan pekerjaan di sawah, ayah dan ibunya ingin berbicara dengan Aldi mengenai masa depannya,
Aldi : ada apa ayah dan ibu memanggil saya ? padahal dikit lagi selesai pekerjaan saya di sawah
Ayah : senang melihat kamu bersemangat membantu ayah dan ibu, jujur aldi kami sangat terbantu tetapi disini ada yang ingin kami bicarakan dengan kamu
aldi : Bicara tentang apa? saya harus segera bergegas bekerja lagi agar kita dapat banyak uang, kalau tidak terlalu penting pembicaraannya bisa kita lakukan dimalam hari saja
ibu : (Sambil mengeluarkan air mata) kami meminta waktu kamu tidak banyak, kamu juga harus mengerti dengan kami aldi
Ayah : apa yang disampaikan oleh ibu kamu itu bener, jadi Paman kamu di jakarta ingin meminta kamu untuk tinggal bersama mereka untuk sementara waktu karena mereka ingin kamu melanjutan pendidikan
Aldi : apaa? kenapa ayah dan ibu tidak memberitaku sebelumnya? kenapa harus sekarang kalian harus berbicara ini dengan saya?
Ibu : nak, tenang dulu kami sebenarnya ingin memberitahu kamu tentang ini lebih cepat tetapi ibu dan ayah harus berdiskusi dulu agar keputusan kami tidak membuat kami menyesalinya

Ayah : Kami berharap Aldi dapat menerima keputusan ayah dan ibu, kamu harus memanfaatkan peluang ini agar kamu bisa menjadi orang yang sukses, jangan bercita-cita seperti ayah dan ibu nak.

Aldi yang tidak mau melihat orang tua sedih karena egoisentrisnya sendiri, dia berusaha untuk menuruti perintah orang tuanya.
waktu sholat ashar pun tiba kini aldi bergegas untuk mengambil air wudhu dan melaksanakan sholat, setelah 5 menit sholat di mushola dekat rumahnya. Dia dikunjungi oleh pamannya yang datang dari jakarta bersama istri dan anak perempuannya yang berumur 3 tahun.

Rahman Arif dan Siti Halimah nama paman dan bibi dari Aldi dan putri nya bernama Nancy Putri. 

Pak Rahman merupakan Adik kandung dari ayah Aldi, kehidupan masa kecil kakak beradik ini sangat susah ketika Ayah Aldi duduk bangku SMP beliau memberikan pakaian sekolah dasarnya kepada pak rahman karena dia mau orang tuanya membelikan pakaian baru sedangkan perekonomian saat masih sulit tetapi di tanggapi oleh sang adik, dia menerima pemberian kakaknya dari seragam sampai sepatu sekolah. ayah Aldi dulunya seorang anak yang rajin dan ulet sembari sekolah dia membantu ibunya berdagang pisang goreng dan kue. 

Ayahnya aldi sering diejek sama temen temen SMPnya karena di nilai miskin dan tak cocok berada di SMP ini tetapi Aldi mempunyai mental baja, dia hanya tersenyum sambil dan menjawab terima kasih. Sedangkan, sang adik membantu membersihkan rumah dan dia juga sering bergantian dengan kakaknya menjual kue dan pisang goreng. Begitulah masa lalu ayah dan paman Aldi ketika masih kecil jauh dari kata menyenangkan.

Aldi bersemangat ketika mendengar masa lalu Ayah dan pamannya itu, dia bergegas merapikan pakaianya dan membawa buku-buku SMA yang sekiranya penting untuk dunia perkuliahan.

Tepat Jam 5 pagi, mereka kembali ke Jakarta bersama Aldi, tidak lupa sang anak pamitan kepada orang tua yang membesarkannya dan memberi nasihat ketika dia sedang terpuruk. Akhirnya Aldi pun berangkat menuju Jakarta

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun