Mohon tunggu...
Pendidikan

Bank Indonesia sebagai Mediator Isu Utang Indonesia

14 Maret 2019   08:46 Diperbarui: 14 Maret 2019   09:01 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Investasi adalah penanaman modal untuk salah satu atau lebih aktiva yang dimiliki dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang.

Pada tahun 2011, jumlah dana tabungan Rp12,84 trilliun sementara kebutuhan investasi Rp2.458,6 triliun. Hal ini tentu akan mendorong meningkatnya jumlah peminjaman luar negeri. Ketiga, disebabkan karena meningkatnya inflasi. Laju inflasi mempengaruhi tigkat suku bunga, karena ekpektasi inflasi merupakan komponen suku bunga nominal. 

Inflasi menyebabkan Bank Indonesia memangkas suku bunga. Dengan rendahnya suku bunga maka akan berpengaruh kepada minat investor untuk berinvestasi di Indonesia sehingga pemerintah harus melakukan pinjaman luar negeri untuk memenuhi kebutuhan belanja negara. 

Adapun dampak negatif apabila utang luar negeri yang dilakukan oleh Indonesia tidak terkendali dan tanpa pengawasan yaitu menimbulkan masalah perekonomian seperti inflasi,pelemahan terhadap nilai rupiah,dan sebagainya.

Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia (BI), Aida S Budiman menyatakan jika utang luar negeri Indonesia masih dalam batasan yang aman. 

Beberapa indikator yang menjadi landasan BI untuk menyatakan posisi utang luar negeri Indonesia dalam kategori aman antara lain indikator posisi utang luar negeri jangka pendek terhadap total posisi utang luar negeri yang mengalami perbaikan di triwulan sebelumnya,sehingga pemerintah dalam mengambil kebijakan untuk melakukan utang luar negeri harus mendapatkan persetujuan dari bank Indonesia. 

Akan tetapi, stigma yang muncul didalam cakrawala berfikir masyarakat ketika mendengar kata utang mengandung konotasi negatif. Muncul sebuah ketakutan masyarakat ketika membahas utang. 

Masyarakat menilai meningkatnya utang luar negeri Indonesia merupakan kegagalan pemerintah dalam memimpin negara. Hal ini dimanfaatkan oleh kelompok orang melalui kondisi utang hari ini untuk kepentingan politik demi meraup elektabilitas semata. 

Sementara itu, sejatinya utang luar negeri dilakukan untuk melakukan pemerataan infrastruktur di Indonesia demi kesejahteraan masyarakat. Efek domino yang muncul melalui adanya pemerataan pembangunan infrastruktur yaitu untuk menekan angka inflasi di daerah. 

Pembangunan Infrastruktrur di Papua mampu menekan angka inflasi di Papua. Melalui pembangunan jalan tol, juga mampu memangkas biaya pengangkutan barang sehingga barang yang beredar dipasar akan lebih terjangkau. 

Oleh sebab itulah,Bank Indonesia sebagai bank sentral seharusnya menjadi pihak ketiga untuk selalu mengupdate keadaan ekonomi Indonesia, dan selalu memberikan Informasi mengenai masih aman atau tidaknya utang luar negeri saat ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun