Mohon tunggu...
Kevinalegion
Kevinalegion Mohon Tunggu... Wiraswasta - Full Time Family Man

Get along between Family and Food!

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Satu Hari Lidah "Membarat" Lewat Sajian Oktoberfest di Ocha and Bella Restaurant

22 Oktober 2018   14:25 Diperbarui: 22 Oktober 2018   14:47 681
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ocha and Bella (Dok. Kevinalegion)

Bukan karena sombong mau bergaya kebarat-baratan karena kita dulu pernah dijajah bangsa eropa, atau bukan juga karena nama saya yang rasa-rasanya sedikit merepet dengan nama-nama zaman kolonialisme, walaupun dengan sedikit bubuhan akhiran "O" yang menjadi ciri khasnya wong jowo.

Karena sejatinya, lontong is my favorite amuse-bouche, somay gerobak is ma best appetizer, pecel lele is my top main course, dan es krim "keringat buruh cikarang" adalah dessert paling ajib di dunia ini.

Secara tidak sengaja, eh nngg. Sengaja sih ya karena berhubung lapar memberikan alarm di malam hari, di saat kita sedang berdiam di tengah kota Jakarta, stay 2 hari di hotel mewah nan instagramable di Morrissey. Rasanya kurang classy, kalo cuma makan Indomi.

Berada di area kompleks yang sama dengan Hotel Morrissey, tersempil restoran autentik yang ternyata sudah berdiri 8 tahun lebih, mendahului hotel yang berdiri megah di belakangnya, Ocha and Bella Restaurant.

Sesuai dengan namanya gabungan antara ciri khas Asia dan Eropa yang diwakili oleh Ocha dengan arti teh hijau yang berasal dari Jepang, dan Bella yang berarti keindahan berasal dari negerinya Roberto Baggio. Restoran ini menyajikan menu ala-ala Eropa dengan sedikit pelengkap sajian dari asia.

Ketok pintu, "Assalamualaikum".
Maklum takut ga cocok sama tempatnya karena cuma koloran bola, sama sendal jepit hotel.

Lihat menu.

Saya jadi was-was, bukan karena soal harga, standar lah restoran eropa. Tapi dari deretan nama menu makanan yang nan njlimet buat kapasitas otak saya. Haha, terbiasa pesen ketoprak kalo pedes kertasnya disobek mah begini nih.

Daripada saya menghabiskan waktu berlama-lama, dan sepertinya para waiter juga menangkap kebingungan saya. Dengan sigap saya ditawarkan menu terbaik yang disajikan di bulan oktober dengan tema Oktoberfest. Eropah banget lah liat dari judulnya. Njerman banget melihat dari daftar list menunya, bir udah pasti yang jadi jempolan di setlist menu ini.

Dua note yang saya berikan ke waiter, no alcohol dan no pork ya. Walaupun yang pasti menjadi andalannya adalah kultur pesta bir, saya yakin nuansa sajian jerman akan tetap terasa karena saya memang terbiasa tanpa alkohol. Sip.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun