Mohon tunggu...
KEVIN ADITYA FATHURROHMAN
KEVIN ADITYA FATHURROHMAN Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Hubungan Internasional

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Pentingnya Peran ASEAN bagi Politik Luar Negeri Indonesia

28 April 2021   14:40 Diperbarui: 28 April 2021   14:48 2922
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Region bukan hanya sekumpulan negara yang memiliki kedekatan geografis atau berada dalam satu wilayah saja, tetapi untuk menyatukan negara-negara dalam satu kawasan diperlukan adanya kesamaan budaya, keterikatan sosial dan sejarah yang sama. Hal ini terjadi di negara-negara Kawasan Asia Tenggara yang terdorong untuk membentuk kerjasama regionalism yang dinamakan Association South East Asian Nations (ASEAN). ASEAN dibentuk pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok, Thailand oleh lima negara pendiri, yaitu Thailand, Indonesia, Singapura, Malaysia dan Filipina melalui penandatanganan Deklrasi Bangkok.

ASEAN terbentuk karena kawasan Asia Tenggara pada tahun 1960-an berada dalam situasi yang rawan dengan konflik perebutan ideologi negara-negara besar (Uni Soviet dan Amerika Serikat) dan jika konflik tersebut dibiarkan akan mengganggu stabilitas kawasan sehingga menghambat pembangunan. Tidak hanya hal tersebut yang mendorong terbentuknya ASEAN, faktor lain yang mendorong terbentuknya ASEAN adalah kedekatan geografis dan kesamaan sejarah serta budaya yang mendasari penyatuan negara-negara kawasan Asia Tenggara ke dalam ASEAN. Persamaan budaya dan kebiasaan di negara anggota ASEAN sebagai peninggalan kolonial dan tradisionalisme.

Sebelum berdirinya ASEAN sudah ada beberapa organisasi sejenis yang dibentuk di kawasan Asia Tenggara, seperti  South East Asia Treaty Organization (SEATO) pada 1954, Association of Southeast Asia (ASA) pada 1961, Malaysia -- Philipina -- Indonesia (MAPHILINDO) pada 1963, dan Asian and Pacific Council (ASPAC) pada 1966. Tetapi organisasi-organisasi tersebut tidak dapat berkembang dan bertahan karena terdapat banyak perbedaan kepentingan dan ideologi dari setiap anggotanya. Berbeda dengan organisasi pendahulunya, ASEAN mampu bertahan hingga saat ini karena terdapat beberapa tujuan yang termuat didalam Deklarasi Bangkok yaitu sebagai berikut:

  • Mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial dan perkembangan kebudayaan di Kawasan Asia Tenggara;
  • Meningkatkan perdamaian dan stabilitas regional;
  • Meningkatkan kerjasama dan saling membantu untuk kepentingan bersama dalam bidang ekonomi, sosial, teknik, ilmu pengetahuan, dan administrasi;
  • Memelihara kerjasama yang erat di tengah-tengah organisasi regional dan internasional yang ada;
  • Meningkatkan kerjasama untuk memajukan pendidikan, latihan, dan penelitian di kawasan Asia Tenggara.

Negara-negara di Kawasan Asia Tenggara menganggap penting keberadaan ASEAN karena mempengaruhi politik luar negeri dari masing-masing negara di kawasan Asia Tenggara yang tergabung didalam ASEAN. Salah satunya yaitu Indonesia yang juga merasakan adanya peran ASEAN bagi politik luar negeri Indonesia. Dampak dalam bidang ekonomi, sosial, budaya, politik, keamanan dapat dirasakan oleh anggota ASEAN termasuk Indonesia melalui RENSTRA (Rencana Strategis) yang dilakukan oleh ASEAN.

Peran aktif ASEAN bagi politik luar negeri Indoensia dapat dilihat pada Rencana Strategis 2015-2019. Dalam bidang politik kemanan ASEAN mengupayakan agar terwujudnya masyarakat ASEAN yang aman, stabil dan sejahtera. ASEAN juga berperan aktif melaksanakan komitmen Indoenesia yang terkait dengan pengelolaan konflik di Kawasan, menyelenggarakan kegiatan yang bersifat second track diplomacy (seminar, FGD, workshop) untuk kawasan Laut China Selatan untuk menghasilkan saran kebijakan dalam mengelola konflik di kawasan. Dalam bidang sosial budaya sesuai dengan Rencana Strategis, ASEAN akan merumuskan saran kebijakan terkait pengelolaan perundingan berbagai kerjasama bidang sosial budaya, seperti perlindungan buruh migran, penanggulangan bencana alam, narkoba, perlindungan hak perempuan dan anak, dan lingkungan hidup.

Renca Startegis terus berkembang hingga periode 2020-2024. Dalam bidang politik keamanan ASEAN mendukung dan membantu Kementrian Pertahanan dalam menyukseskan kekuatan bersama Indonesia dan India pada ADMM-Plus Experts Working Group on Humanitarian Assistance and Disaster Relief (EWG on HADR) periode 2021-2023. Tidah hanya itu saja, ASEAN memasukkan kepentingan Indonesia dalam intervensi Delegasi RI pada ASEAN Ministerial Meeting on Transnational Crime (AMMTC) dan ASEAN Ministeral Meeting on Drug Matters (AMMD) serta pertemuan tingkat senior officialnya serta mendorong implementasi hasil-hasil pertemuan. Sebagai bentuk dukungan terhadap dipolmasi HAM Indonesia, Direktorat Kerjasama Politik Keamanan ASEAN juga terus mendukung ASEAN Intergovernmental Commision on Human Rights (AICHR) sebagai overarching human rights body di ASEAN dalam menerapkan nilai-nilai demokrasi di kawasan.

Untuk mengatasi masalah ekonomi yang baru-baru ini terjadi karena pandemic Covid-19 ASEAN juga memiliki peran bagi Indonesia. Untuk memulihkan perekonomian di kawasan, ASEAN mengadopsi Hanoi Plan of Action on Strengthening ASEAN Economic Coorperation and Supply Chain Connectivity in Response to the Covid-19 Pandemic dan ASEAN Comprehensive Recovery Framework (ACRF). Dengan adanya ASEAN sebagai wadah kerjasama negara kawasan Asia Tenggara ini menjadikan setiap negara mampu menjalin kerjasama dengan negara mitra seperti China dalam ASEAN-China FTA, Korea dalam ASEAN-Korea FTA, dengan Jepang dalam ASEAN-Japan CEP.

ASEAN dapat dikatakan salah satu organisasi yang penting bagi perkembangan politik luar negeri Indonesia kedepannya. ASEAN mampu menjadi wadah bagi negara-negara kawasan Asia Tenggara termasuk Indonesia untuk menjalin kerjasama dengan negara lain maupun membantu dalam menyelesaikan konflik yang terjadi di Indonesia. Dari beberapa peran ASEAN bagi Indonesia yang telah disebutkan, dapat dikatakan ASEAN mampu mengikuti perkembangan zaman dan mampu mengembangkan politik luar negei Indonesia baik bidang sosial, budaya, ekonomi, politik, dan kemanan agar lebih baik lagi.

Referensi:

Rencana Strategis | Portal Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. (t.t.). Diambil 28 April 2021, dari https://kemlu.go.id/portal/id/read/1335/akip/rencana-strategis.

Yamin, M., & Pasha, I. (2016). Diplomasi Indonesia : Realitas dan Prospek. Yogyakarta: CV. Pustaka Ilmu Group.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun