Mohon tunggu...
Yuliana. Jfr
Yuliana. Jfr Mohon Tunggu... Administrasi - Manusia Biasa

"Apa yang diingat atau terpuruk dalam satu titik tiada bermakna." Rumah baca juga tulis tempat menyimpan dan mengasah ide dunia tulis menulis. Bahwa dari sudut pandang seni terdapat banyak makna, yang mana menjadi salah satu bagian dari histori kehidupan. Semoga isi tulisan ini bermanfaat bagi pembaca. Saran dan kritik dengan senang hati diterima. Salam santun. - Yuliana. Jfr

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kakak (Cerita Melow - Bagian 1)

17 Oktober 2018   03:43 Diperbarui: 17 Oktober 2018   04:03 408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Instagram - Yuliana. J

"Kak, aku mau ikut tes beasiswa akhir tahun ini"

"Kemana Dek?"
"Kalau gak ke China, ke Turki"
"Gak tertatik ke Rusia? Atau ke US"
"Sudah ada rekomendasi dari alumni Universitas China yang di tempat aku kursus di sini"

Saya haru, pengen nangis tapi lagi rame di Kantor nanti dikira putus cinta lagi.

"Kak?" Diseberang telpon memanggil sayup

"Hah iya dek? Gimana-gimana? Sorry kakak lagi ada client" Saya berusaha menepis sedikit sesak yang ditahan.

"Are you Ok?"  

"Ya i'm Ok"

"What are you doing?"
"I'm at office now, gimana uang jajannya masih ada Dek?" Hal ini selalu saya pastikan terlebih dahulu. Sebagai seorang anak mungkin dulu jarang ditanyakan hal itu saya memaklumi memang orang tua kami tidak sama dengan teman-teman lainnya. Mungkin bahkan ada yang tanpa dimintapun sudah dibelikan oleh orang tuanya, tapi kami selalu bersyukur kami dididik untuk mandiri. Peran Ibu yang selalu mengingatkan dan Ayah yang tegas juga disiplin. Segala sesuatu dilatih untuk bisa mandiri, tidak menyusahkan orang lain, dan mengambil keputusan tanpa peduli buah bibir. 

"I'm so speechless Dude. If this good for you go on, of course i'm support you. Everything"

"But, how about Mommy and Daddy?"
"Don't worry, I will tell to their"
"Thank you Kak"

Sejak ia merantau ke Jawa, tepatnya di Pare, Kediri yang disebut Kampung Inggris sejak itu pula ia mulai melatih bahasa asing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun