"Kak, aku mau ikut tes beasiswa akhir tahun ini"
"Kemana Dek?"
"Kalau gak ke China, ke Turki"
"Gak tertatik ke Rusia? Atau ke US"
"Sudah ada rekomendasi dari alumni Universitas China yang di tempat aku kursus di sini"
Saya haru, pengen nangis tapi lagi rame di Kantor nanti dikira putus cinta lagi.
"Kak?" Diseberang telpon memanggil sayup
"Hah iya dek? Gimana-gimana? Sorry kakak lagi ada client" Saya berusaha menepis sedikit sesak yang ditahan.
"Are you Ok?" Â
"Ya i'm Ok"
"What are you doing?"
"I'm at office now, gimana uang jajannya masih ada Dek?" Hal ini selalu saya pastikan terlebih dahulu. Sebagai seorang anak mungkin dulu jarang ditanyakan hal itu saya memaklumi memang orang tua kami tidak sama dengan teman-teman lainnya. Mungkin bahkan ada yang tanpa dimintapun sudah dibelikan oleh orang tuanya, tapi kami selalu bersyukur kami dididik untuk mandiri. Peran Ibu yang selalu mengingatkan dan Ayah yang tegas juga disiplin. Segala sesuatu dilatih untuk bisa mandiri, tidak menyusahkan orang lain, dan mengambil keputusan tanpa peduli buah bibir.Â
"I'm so speechless Dude. If this good for you go on, of course i'm support you. Everything"
"But, how about Mommy and Daddy?"
"Don't worry, I will tell to their"
"Thank you Kak"
Sejak ia merantau ke Jawa, tepatnya di Pare, Kediri yang disebut Kampung Inggris sejak itu pula ia mulai melatih bahasa asing.