Mohon tunggu...
Ketut Darmada
Ketut Darmada Mohon Tunggu... Petani - Kerjakan dengan serius

Tanhana karma tanpa phala

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Gadget Ibarat Agama Baru bagi Pecandunya

21 Januari 2022   06:16 Diperbarui: 21 Januari 2022   06:22 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

GAGET IBARAT AGAMA BARU BAGI PECANDUNYA


Pendahuluan

Keinginan mengetahui sesuatu dengan jawaban instant adalah salah satu bentuk budaya baru di era globalisasi saat ini. Sebuah proses tidak lagi menjadi penting untuk dilalui  dan sebuah proses seolah-olah menjadi penghalang keinginan mereka. 

Gaget adalah barang yang paling utama dari segala barang kelengkapan Seseorang,  seperti dompet, KTP dan lain-lain.  Hidup tanpa gaget ibarat sayur tanpa garam, itulah kira-kira gambaran diera gaget ini.  

Semua kegiatan keterkaitanya dengan gaget,  mengerjakan tugas sekolah, berkomunikasi dengan dunia luar, belanja, jualan, sampai ketingkat spiritual atau keyakinan masih memerlukan gaget. Kadang orang bertanya tentang keyakinan membutuhkan gaget untuk browsing, mencari jawaban yang singkat tidak lagi mau mencari atau bertanya ke sumber yang jelas atau seorang guru. Pentingnya gaget terhadap kehidupan di masyarakat sangatlah tinggi,  bisa dibilang gaget jantungnya manusia.  

Gaget tidak lagi hanya diminati dikalangan anak muda, tetapi mulai dari balita bahkan sampai umur setengah abadpun tidak asing lagi dengan gaget.  Karena dengan adanya  gaget banyak Ilmu dan pengetahuan yang belum kita kenal ada dan bisa dicari dengan gaget.  Tetapi belum pasti kebenaranya. dan dibutuhkan kajian yang sangat teliti, kurangnya kajian terhadap sebuah persoalan akan berdampak kurang bagus terhadap kita dan orang lain.

Pembahasan.

Banyak pengaruh yang ditimbulkan dengan terlahirnya gaget ini,  entah itu pengaruh positif ataupun negatif yang mampu untuk melahirkan budaya baru lagi. Seperti budaya malas keluar rumah,  malas berkomunikasi dengan lingkungan sekitar, malas beaktifitas. 

Dengan berkembangnya budaya baru tersebut di masyarakat  mempengaruhi pola pikir masyarakat terhadap diri dan lingkungan,  seseorang bisa menjadi orang sensitif, bisa menjadi orang yang merasa paling pintar, benar dan sebagainya, karena semua permasalahan ataupun kebutuhan sesorang selalu mengandalkan gaget untuk mencari sebuah solusi, Hingga terbentuklah sebuah paradigma bahwa apapun permasalahan cukup sampai di gaget, dan timbulah keyakinan atau kulturisasi gaget, hanya percaya pada gaget, seolah gaget dewa bagi pecandunya. Kalau sudah demikian adanya, banyak perselisihan yang akan timbul dimasyarakat Bahkan di dunia. Karena perasaan dan ego yang tidak terkontrol.  

Tidak sedikit orang menjadi ego atau percaya diri berlebihan sehingga batasan-batasan dalam penggunaan gaget tidak dihiraukan lagi. Karena pikiran jernih  mereka sudah tertutupi dengan  kebiasaan atau budaya dan ego yang terbentuk sejak awal adanya gaget.  Dan banyak juga oknum yang memanfaatkan gaget sebagai tambang emas seperti membuka lapak di sosmed, merekrut anggota MLM, menipu pengguna gaget dengan iming-iming hadiah dan sebagainya.

Penutu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun