Mohon tunggu...
Ketut Suasti
Ketut Suasti Mohon Tunggu... -

Karyawan Swasta

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Gojek di Bali yang Beralih Fungsi

6 Oktober 2015   12:15 Diperbarui: 6 Oktober 2015   12:44 842
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Gojek yang tengah nge-tren di ibu kota juga telah merambah di Bali. Di Bali kepopuleran Gojek pun cepat direspon masyarakat, terutama di sentra-sentra pariwisata, karena konsumen Gojek lebih banyak kaum wisatawan lokal dan pendatang. Para pekerja Gojek paruh waktu dipenuhi oleh mahasiswa dan karyawan. Penghasilan mereka cukup lumayan, bahkan pada liburan Idul Fitri lalu bisa mendapat sampai Rp 900 ribu per hari!

Namun kehadiran Gojek masih belum menggeser tren penggunaan kendaraan pribadi. Kendaraan pribadi, terutama sepeda motor seperti sudah menjadi “transportasi wajib” di setiap rumah tangga sebab tanpa kendaraan satu ini tentu akan sulit menjangkau daerah-daerah tujuan dengan cepat dan hemat.  Bahkan para orangtua telah “membekali” anaknya sepeda motor sejak usia SMP, sebab kesibukan orang tuanya untuk antar jemput anak. Sehingga penggunaan transportasi Gojek masih lebih banyak dikonsumsi penduduk pendatang atau wisatawan lokal.

Uniknya, di Bali fungsi Gojek sebagai transportasi umum kini malah dialihfungsikan sebagai kurir makanan atau barang. Para konsumen yang malas antre di tempat-tempat makanan populer, cukup memanggil Gojek untuk memesan makanan, antre dan mengantar makanan pulang. Dari oleh-oleh pia terkenal yang dijatah 2 pack per antrean ini, martabak mini, pizza, mie pedas hingga ayam goreng brand international. Tentu saja ongkos untuk antre ini mesti ditambah tip yang lumayan sebab ada beberapa makanan yang mesti diantre hingga hitungan jam.

Selain karena malas, pesanan antre makanan juga karena faktor jarak. Contoh, seorang pengendara Gojek mendapat pesanan membeli martabak mini di daerah Legian Kuta, sementara si pemesan berada di daerah Nusa Dua yang berjarak sekitar 30 km. Atau ada juga yang diminta membeli pizza di sebuah kedai pizza terkenal di daerah Seminyak dari seorang pemesan yang tinggal di Denpasar dengan jarak sekitar 20 km. Jarak serta cuaca panas menyebabkan konsumen malas keluar rumah dan lebih senang dilayani Gojek untuk mendapatkan makanan kegemarannya.

Selain menjadi kurir makanan, Gojek pun menjadi kurir barang. Barang yang diantar/dijemput bisa berbagai macam, dari pakaian hingga buku. Penggunaan jasa Gojek tentu lebih menarik daripada memakai kurir resmi yang seringnya enggan menerima pesanan pengiriman barang dalam satu wilayah kabupaten/kota. Lagipula pengiriman melalui Gojek bisa ekspress, sekarang dikirim sejam kemudian sudah bisa diterima pelanggan. Masalah tip atau ongkos tidak masalah, buktinya jasa kurir Gojek sangat diminati di Bali!

Moda transportasi ojek memang sejak dari dulu kurang diminati di Bali disebabkan kultur budaya memiliki kendaraan pribadi tersebut. Kehadiran Gojek pun diramalkan akan mati suri dalam beberapa bulan seperti ojek taxi yang pernah hadir di pulau ini. Namun dengan beralihfungsinya Gojek menjadi kurir makanan dan barang, bisa jadi Gojek di Bali bukan lagi menjadi moda transportasi tetapi jasa kirim barang dan antre makanan ekspress!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun