Mohon tunggu...
putu ketrihandayani
putu ketrihandayani Mohon Tunggu... pelajar -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pentingnya Karakter yang Berbudaya dalam Transgenerasi

19 Maret 2019   17:17 Diperbarui: 20 Maret 2019   09:33 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
kartikanasionalschools.sch.id

Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Di tahun 2018 jumlah penduduk mencapai 265 juta jiwa dan pada awal tahun 2019 tercatat jumlah penduduk Indonesia mencapai 268 juta jiwa. Hal ini tentu harus diperhatikan,karena inilah akar permasalahan yang berdampak besar bagi bangsa dan negara. 
Krisis karakter menjadi masalah serius yang dihadapi Indonesia. Ini dikarenakan transgenerasi yang dibarengi dengan perkembangan IPTEK yang sangat pesat di dunia. Krisis karakter terjadi ditandai dengan semakin banyaknya perilaku menyimpang dan di luar batas moral yang dilakukan mulai dari anak sekolah sampai dengan anggota DPR dan para pejabat di negeri ini. 
Makin maraknya kasus korupsi hampir di semua sektor kehidupan yang makin hari nilainya makin besar dan dilakukan oleh para orang elit di negeri ini yang kemudian diikuti oleh hampir semua lapisan masyarakat. Ini sungguh suatu teladan yang memalukan dan menyedihkan.
Banyak gejolak terjadi karena perubahan karakter dari generasi ke generasi sangat menurun drastis. Contoh saja dalam dunia pendidikan,banyak siswa yang sudah berani menunjukan sisi negatifnya di depan umum,seperti tawuran,pesta miras, & terjun langsung dalam aksi demonstrasi.

Berbagai dampak negatif akan ditimbulkan dari persoalan ini yang akan berpengaruh langsung di kalangan masyarakat terutama generasi muda,seperti:

1. Pudarnya rasa tanggungjawab seseorang.

2. Kesenjangan karakter antar generasi karena perbedaan pemikiran tiap generasi itu sendiri.

3. Rendahnya kedisiplinan setiap individu dalam berbagai hal.

Tentu sangat sulit mengendalikan persoalan ini,terlebih menyangkut tentang karakter yang notabenenya adalah bawaaan sejak kelahiran individu. 

Penerapan pendidikan karakter dalam kurikulum pendidikan merupakan salah satu jawaban yang dicanangkan oleh pemerintah atas permasalahan yang terjadi. Penguatan karakter menjadi salah satu program prioritas Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Dalam nawa cita disebutkan bahwa pemerintah akan melakukan revolusi karakter bangsa. 
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengimplementasikan penguatan karakter penerus bangsa melalui gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yang digulirkan sejak tahun 2016.  
Pemerintah memilih instansi pendidikan ikut andil dalam upaya penguatan karakter karena disanalah peserta didik sebagai sasaran utama pendapat pengarahan dari tenaga pendidik agar mampu ikut berperan dalam upaya penguatan karakter. Dalam dunia pendidikan tidak hanya sebatas melahirkan insan cerdas,namun harus mampu membentuk insan berkarakter kuat.  Di dunia pendidikan peserta didik mampu menerapkan proses pendidikan karakter melalui hal yang sangat sederhana sebagai pembekalan awal,seperti:

1. Budaya 5S (Senyum,Salam,Sapa,Sopan,& Santun)

     Ini bisa menjadi pondasi untuk memperbaiki karakter peserta didik dalam bersosisalisi&bersikap antar sesama. Budaya ini sudah mulai punah karena berbagai faktor,seperti perkembangan IPTEK dan pengaruh lingkungan sekitar yang cenderung acuh.

2. Budaya Respon

    Ketika peserta didik sudah bisa melaksanakan 5S maka otomatis keadaan sosialnya akan semakin berkualitas. Maka kepekaan sosialnya sudah pasti meningkat terhadap suatu hal,terlebih dengan sesama temannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun