Mohon tunggu...
Kesya Agnes Maria
Kesya Agnes Maria Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

~ Keysa ~ Saya adalah lulusan akuntansi. Fokus saya adalah mengenai analisis keuangan #AnalystWannaBe

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Working Capital Funding Gap: Cepetlah Bayar, Please!

15 Februari 2023   13:20 Diperbarui: 15 Februari 2023   14:17 834
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hai Financial Addict! Pernah nggak sih kalian nunggak bayar utang? Atau malah kalian yang sibuk ngejar-ngejar temen yang punya utang tapi bayarnya suka telat? Hmm.. jika iya, mungkin kalian sedang menerapkan konsep Working Capital Funding Gap. Simplenya sih gitu, tapi stt... jangan dibilangin dosenku tar abis aku dijitak (Dosen be like: Ooo dasar mahasiswa sesat!)

Sebelum mengenal lebih jauh tentang apa itu working capital funding gap, kita harus tau dulu nih apa itu working capital. Working capital atau modal kerja digunakan untuk mendanai operasional perusahaan sehari-hari biasanya terdiri atas komponen aset lancar perusahaan dikurangi dengan kewajiban lancar. Saat membahas working capital biasanya kita berfokus pada akun persediaan, piutang usaha, dan utang usaha (Investopedia, 2022). Working capital funding gap adalah selisih waktu kas masuk dan kas keluar atau seberapa lama kas tersebut ada ditangan kita.

Kenapa sih memegang kas itu sangat penting? Ya karena segala sesuatu yang ada di dunia ini perlu uang. Beli bahan baku perlu uang, bayar gaji karyawan perlu uang, bayar listrik, air, sewa perlu uang. Sampe bayarin SPP sekolah anak juga perlu uang (woilahh... udah keluar konteks nih kita?!). Ya tapi bener kan, nggak mungkin semuanya dibayar dengan utang. Karena kas begitu penting bagi suatu bisnis maka bisnis akan berusaha untuk memegang (holding) kas selama mungkin. Pertanyaannya gimana sih cara meng-hold kas selama mungkin?

Kita bisa tahu strategi bagaimana meng-hold kas selama mungkin setelah kita memahami diagram working capital funding gap. Coba kita perhatikan diagram yang ada di bagian paling atas konten ini (credit gambar: akun fb a.n. credit analyst). Strateginya adalah memperpendek working capital funding gap. Untuk memperpendek working capital funding gap kita perlu memperpendek jarak antara kas masuk dan kas keluar.

Ceritanya gini... Saat perusahaan membeli persediaan (baik itu bahan baku atau barang jadi), perusahaan akan melakukan utang. Kenapa sih bayarnya harus pakai utang, kenapa nggak "cash" aja? Karena uang yang ada bisa kita puterin dulu buat usaha daripada dibuat bayar "cash." Kondisi ini nggak selalu konstan ya, kalian juga bisa pilih bayar tunai kalau menurut pertimbangan kalian bayar tunai lebih menguntungkan karena memperoleh rabat, tapi untuk pembahasan working capital funding gap kita asumsikan perusahaan membeli secara kredit jadi timbul utang. Panjangnya siklus utang adalah selisih waktu saat persediaan dibeli sampai dengan utang dilunasi.

Karena tujuan kita adalah untuk memegang kas selama mungkin otomatis kita nggak perlu buru-buru bayar hutang. Kalo perlu kita nego ke supplier biar jangka waktunya dikasih lebih panjang. Tentu jangan sampai merusakkan hubungan baik dengan supplier ya. Jadi klarifikasi jokes di awal (biar ga jadi dijitak dosen), strategi working capital funding gap dengan memperpanjang siklus utang harus kita lakukan dengan cara baik-baik, sesuai dengan perjanjian awal, makanya kita nego dulu diawal. Bukan dengan cara ngutang nggak dibayar-bayar sampe dikejar temen, nggak gitu ges yak.

Next, kita bicara tentang persediaan. Siklus persediaan dimulai dari perusahaan membeli persediaan sampai dengan perusahaan menjual persediaan. Nah, persediaan itu ibarat uang macet. Apalagi kalau persediaan kita adalah persediaan barang jadi, tentu uang yang tersangkut di dalam persediaan akan lebih besar. Dan.. persediaan itu memiliki sifat high risk (berisiko tinggi) karena bisa usang, bisa tidak laku di pasaran, bisa rusak dan kalau itu terjadi ya sudah berarti it's time to say good bye ke uang macet yang ada di dalamnya. 

Jadi, kita harus memperpendek siklus persediaan kita dengan cara melakukan promosi misalnya buy one get one, memberikan diskon untuk pembelian dalam jumlah besar, ataupun dengan penjualan lump sum. Pernah nggak kalian ke supermarket terus ketemu ada produk yang di banded dengan produk lain? Biasanya satu produk merupakan produk yang laris manis sedangkan produk lainnya merupakan produk yang kurang laku dan produk banded ini akan dijual lebih murah dibandingkan jika kalian membelinya masing-masing secara terpisah. Sebagai pembeli yang budiman (eaa...), kita tentu tidak menyia-nyiakan kesempatan emas untuk membeli produk ini. Nah kalo kalian memutuskan untuk beli, berarti kalian sudah masuk dalam strategi penjualan lump sum.

Sekarang kita masuk ke siklus piutang. Siklus piutang dimulai penjualan dilakukan sampai dengan pelanggan membayar utangnya. Trik terakhir untuk memperpendek working capital funding gap adalah dengan mempercepat penagihan ke pelanggan. Aku tau ini terkesan tidak tahu diri, maksudku gimana ceritanya kita berusaha mengulur waktu pembayaran utang tapi kita berharap pelanggan melunasi utangnya ke kita dengan cepat, 'kek whatt?? Tapi sudahlah, memang strateginya gitu jadi kita ikutin aja.

Kita bisa mendorong pelanggan untuk membayar dengan lebih cepat dengan menawarkan diskon bagi pelanggan yang membayar dalam periode termin. Kita juga dapat menawarkan rabat bagi pelanggan yang bersedia membayar secara "cash." Lalu, kita harus mengaktifkan fungsi penagihan untuk memastikan pelanggan tidak menunggak dalam membayar utangnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun