Dr. I Gde Artawan, M.Pd. adalah dosen di Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Pendidikan Ganesha. Pria kelahiran Kelungkung, 20 Februari 1959 ini, dikenal aktif sebagai pembicara dalam kegiatan temu ilmiah di tingkat nasional maupun internasional. Menjadi juri lomba baca tulis dan kegiatan sastra, bukan hal yang asing baginya.Â
Puluhan karya sastra, seperti kumpulan cerpen maupun kumpulan puisi telah Beliau ciptakan, yang mengantarnya meraih anugrah " Seni Wija Kusuma" tahun 1998 dan 2007 dari pemerintah Buleleng. Bahkan, "Petarung Jambul" kumpulan cerpennya mendapat anugrah " Seni Widya Pataka dari Pemerintah Provinsi Bali tahun 2008. Tulisan-tulisan Beliau juga sudah sejak lama tersebar di berbagai media lokal maupun nasional.
Dalam usianya terbilang sepuh, beliau masih aktif berkarya dan menggelar kegiatan event sastra bersama Dermaga Seni Buleleng (DSB). Kumpulan puisi " Hatimu Sebatang Pohon" adalah karya teranyar Beliau di pertengahan tahun 2017 yang sudah di bedah ke penjuru nusantara.
Geliat Beliau di dunia seni tidak hanya terhenti di tataran dunia sastra. Sosok Gde Artawan di mata saya adalah seniman sejati. Berbagai benda-benda antik, mulai dari: permata, keris/benda pusaka, lukisan, patung, kursi, motor antik, mobil-mobil "kodok", hingga berbagai ornamen antik lainnya Beliau buru dan koleksi. Rumahnya yang asri bak "Musium Mini".
Walaupun manusia tidak ada yang sempura, rasanya tidak berlebihan jika saya menjadikan Beliau sosok "Maha Guru" sebagai wujud kecintaan pada personal, hobi, kreativitas, dan kekonsistenan Beliau menekuni dunia seni.
Dalam berbagai aktivitas yang menyita pikiran dan tenaganya yang sudah sepuh, Beliau masih meluangkan waktu dan berkenan memberi ulasan pada kumpulan puisi saya "Melukis Cahaya" yang saya ciptakan di awal tahun 2018 ini. Ucapan terimakasih yang setulus-tulusnya saya sampaikan kepada Bapak Gde Artawan.Â
Meminjam istilah Beliau, " Siapa menabur mawar, mawarlah yang dipetiknya". Semoga budi baik yang selalu Bapak tanamkan akan senantiasa memberi anugrah dan kerahayuan. Semoga pula gelar  guru besar kian dekat menghampiri Bapak, sebagai sosok yang cukup langka bergelut di dunia sastra.
Berikut ini adalah ulasan Beliau (Gde Artawan) pada Kumpulan Puisi "Melukis Cahaya":
Melukis Cahaya: Membaca Lukisan Hati