Mohon tunggu...
Kertas Putih Kastrat (KPK)
Kertas Putih Kastrat (KPK) Mohon Tunggu... Dokter - Departemen Kajian dan Aksi Strategis BEM IKM FKUI 2022

Kumpulan intisari berita aktual // Ditulis oleh Departemen Kajian dan Aksi Strategis BEM IKM FKUI 2022 // Narahubung: Jansen (ID line: jansenjayadi)

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Vaksin COVID-19 Lekas Usai: Sebuah Angan Semu Pemerintah?

18 September 2020   17:08 Diperbarui: 18 September 2020   17:40 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: UK to begin clinical trials for COVID-19 vaccine this week [Internet]. 2020 [cited 2020Sep18] | europeanpharmaceuticalreview.com

Secara umum, vaksinasi dianggap sebagai intervensi kebijakan kesehatan yang paling hemat biaya. Menjadi "paling hemat biaya" kadang-kadang didefinisikan sebagai "membeli" setahun penuh hidup sehat dengan harga yang kurang dari pendapatan kotor per kapita produk domestik negara. 

Dalam kebanyakan kasus, vaksinasi dapat menghemat lebih dari US $40 biaya hidup individu per tahun. Selain dapat menghemat biaya pengeluaran, seseorang yang sudah divaksin dapat berkontribusi penuh dalam produktivitas dan pembangunan ekonomi dengan menghindari cuti sakit dan menurunkan produktivitas.[13,14]

Melihat dari sudut pandang lain, vaksin mungkin bukan strategi jangka panjang yang paling bijak. Kesehatan yang baik mendorong pendapatan yang lebih tinggi melalui sejumlah mekanisme: pendidikan, produktivitas tenaga kerja, kontribusi pajak, investasi, dan tabungan. Perlu diketahui juga bahwa produksi vaksin baru membutuhkan biaya yang tinggi serta biaya investasi penelitian dan pengembangan. Biaya tetap ikut bermain peran penting dalam proses pembuatan vaksin karena mendirikan fasilitas produksi akan menambah biaya dimuka. 

Secara holistik, produksi vaksin itu mahal dan perusahaan berisiko tinggi dalam berinvestasi kepadanya. Kendati pertumbuhan saham vaksin sedang mengalami kenaikan pesat, produk vaksin hanya mencakup dua persen dari pasar farmasi global. Hal itu mengakibatkan relatif sedikit pemasok yang merasa tertarik untuk berinvestasi kepadanya. 

Selain itu, vaksin acap kali menjadi produk dengan margin rendah, rantai pasokan kompleks, umur penyimpanan pendek, dan terbatas. Apabila hal-hal ini dikombinasikan dengan masalah ketidakpastian permintaan saat produk tersedia, investasi vaksin akan semakin buruk, terutama di negara berkembang.[14,15]

Sejumlah kalangan pun meragukan pemulihan ekonomi akan berjalan cepat setelah vaksin virus COVID-19 ditemukan dan diproduksi massal karena hal ini memang cukup menimbulkan enigma di tengah masyarakat. Ada beberapa alasan mengapa pemulihan masih berjalan lambat setelah vaksin tersebut diproduksi. Alasan pertama adalah vaksin tidak 100% efektif dalam menyembuhkan dan ada sejumlah dosis terbatas. Hal ini berarti setiap orang yang divaksinasi mungkin masih berisiko terkena infeksi sehingga akan menghalangi mereka untuk bekerja dan mengeluarkan uang. [16]

Di sisi lain, distribusi vaksin juga bisa menjadi masalah, baik antar negara maupun di dalamnya. Neil Shearing, Kepala Ekonom di Capital Economics, belum lama ini menulis dalam catatan penelitiannya mengenai adanya berbagai hasil potensial untuk ekonomi setelah vaksin disertifikasi. Menurut beliau, asumsi bahwa vaksin akan mengubah prospek ekonomi pada tahun depan dapat tergolong sebagai kesesatan pikir. "Di satu ujung spektrum, terletak vaksin yang sangat efektif yang diproduksi dan didistribusikan dengan cepat. 

Di sisi lain, terdapat vaksin yang kurang efektif yang menghadapi tantangan produksi dan distribusi yang signifikan serta akan relatif kekurangan pasokan pada tahun 2021." ujar beliau. Beliau menjelaskan lebih lanjut bahwa dalam kebanyakan skenario, kemungkinan langkah-langkah penahanan, termasuk jarak sosial dan pembatasan terhadap beberapa perjalanan ke luar negeri, akan tetap berlaku untuk masa mendatang. [16]

Pasokan vaksin dapat menjadi hambatan lainnya. Menurut Shearing, pihak pengembang vaksin menyarankan 1 miliar dosis harus tersedia tahun ini, dengan 7 miliar lain telah siap untuk didistribusikan pada 2021. Jarum dan alat suntik khusus akan diperlukan untuk memberikan vaksin, tetapi negara-negara termasuk Amerika Serikat tidak memiliki cukup persediaan. Ada juga negara yang kekurangan botol kaca untuk wadah vaksin. [16]

Banyak orang enggan untuk menggunakan vaksin menjadi hambatan selanjutnya. Menurut survei yang dilakukan oleh Deutsche Bank, hanya 61% orang di Prancis yang mengatakan bahwa mereka berencana untuk mengambil vaksin jika disertifikasi dalam enam bulan ke depan, sementara hal yang sama berlaku untuk 70%--75% orang Jerman, Italia, Spanyol, Inggris, dan Amerika. Di Eropa, hanya setengah dari populasi yang setuju bahwa vaksin itu aman. [16]

Terkait pangsa pasar saham, saham bioteknologi dan farmasi seperti Moderna telah melonjak tahun ini karena berjanji mengembangkan vaksin potensial dan disambut dengan  antusias oleh investor ritel. Pedagang yang telah mengambil saham di platform ini, seperti Robinhood dapat marah secara meledak-ledak apabila uji coba tidak segera berjalan dengan baik atau hambatan distribusi muncul dan berpindah haluan ke saham lainnya. [16]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun