Mohon tunggu...
Kertas Putih Kastrat (KPK)
Kertas Putih Kastrat (KPK) Mohon Tunggu... Dokter - Departemen Kajian dan Aksi Strategis BEM IKM FKUI 2022

Kumpulan intisari berita aktual // Ditulis oleh Departemen Kajian dan Aksi Strategis BEM IKM FKUI 2022 // Narahubung: Jansen (ID line: jansenjayadi)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Sumpah Pemuda: Apakah masih Dimaknai oleh Pemuda?

28 Oktober 2017   18:50 Diperbarui: 28 Oktober 2017   18:54 1443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.

Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.

Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoenjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia."

oleh Ditta Shabrina Suhada


89 tahun sudah berlalu sejak 28 Oktober 1928. Yang patut ditanyakan sekarang adalah, apa kita masih memaknai arti Sumpah Pemuda?

Atau kita hanya sekedar bersembunyi di balik layar, menikmati indahnya kemerdekaan, tanpa mempedulikan lagi perjuangan di baliknya?

Hati saya cukup terenyuh mengingat kembali isi dari Sumpah Pemuda yang begitu sakral, memuat pengakuan dan janji para pemuda untuk senantiasa bersatu dalam satu "Indonesia". Karena pada kenyataannya, Indonesia yang saya lihat sekarang ini masih penuh dengan kondisi "membeda-bedakan".

Perpecahan karena perbedaan pendapat justru masih menjadi pemandangan yang biasa.

Saya di sini tidak ingin membahas spesifik satu atau dua masalah yang hingga kini masih ramai. Saya di sini hanya sekedar mengajak teman-teman untuk kembali merenungkan arti Sumpah Pemuda, utamanya arti persatuan, yang kerap terucap dari mulut, tetapi pada kenyataannya kurang dipedulikan. Apa memang itu persatuan yang kita maksud? Bersatu dalam kata-kata, bercerai dalam sikap.

Terlebih, era digital membuat persatuan itu sebenarnya lebih mudah untuk digapai, di mana dapat dikatakan tidak ada lagi sekat antar ruang. Tapi apa benar keuntungan ini sudah kita manfaatkan dengan baik?

Jujur, saya pun masih cukup ragu dengan diri saya.

Lalu apa yang bisa kita lakukan sebagai kontribusi untuk Indonesia?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun