Mohon tunggu...
Renita Yulistiana
Renita Yulistiana Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan

I wish I found some better sounds no one's ever heard ❤️😊

Selanjutnya

Tutup

Diary

Untuk-Nya dari yang Sedang Limpung

1 Agustus 2022   23:55 Diperbarui: 2 Agustus 2022   00:01 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

Sebulan ini, kebiasaan membaca buku saya menurun. Kondisi ini, membuat saya sering gundah. Di luar ibadah, saya punya janji pada diri sendiri. Untuk membaca buku sejam sehari. Tapi, belakangan muncul beberapa distraksi. Baik dari masa lalu, atau pekerjaan yang mengharuskan update dengan berita terkini.

Hari ini, saya membaca diskusi tentang "Lanjut S2 Penting atau Tidak?" di Quora. Diskusi ini general, tidak menyudutkan gender manapun. Pada hari yang sama, seorang teman berucap kebalikannya. Ia ingat, bulan depan saya sudah mulai kuliah lagi. Untung, saya kenal baik. Namun, lumayan memengaruhi mood dan percaya diri.

Lagipula dari kecil, saya sudah terbiasa terbentur begini. Hanya butuh waktu saja untuk berhasil lalui. Mungkin, saya sedang limpung saja. Beberapa kali, waktu yang sudah saya sempatkan untuk teman dan niat membagi cerita, kadang menguap begitu saja tanpa kabar. Terpaksa, saya harus berlatih selesaikan masalah sendiri. Agar terbiasa, jika hal sama terulang lagi. Beruntung, saya dianugerahi kemampuan menulis. Meskipun masih amatir. Setidaknya membantu saya untuk release.

***

Dunia punya sisi kejam yang tidak bisa ditebak kapan datangnya. Dan manusia punya hak untuk menilai dari sudut pandang yang ia yakini. Sayapun begitu, masih suka melihat seseorang atau sesuatu dari satu sisi saja dan terus belajar untuk bijak---berdoa agar dikuatkan serta tidak menyudahi hidup.

Satu-satunya cara, memang hanya maaf dan merelakan. Ketika ada pendapat yang membuat tidak nyaman. Seperti:


"Jadi kuliah lagi? Mending duitnya buat buka usaha."
"Wah lanjut lagi? Tambah picky dong soal pasangan."
"S2 nih, pasti standarnya tinggi."
"Ngapain sih, ujung-ujungnya juga jadi apaan paling."


Secara personal, saya lumayan kualahan menghadapi stigma perempuan dengan pendidikan tinggi. Tapi, jika mereka suatu saat membaca. Semoga beberapa alasan ini, bisa menurunkan pendapat buruk mereka. Bahwasanya, ada pertaruhan dan beberapa hal yang disembunyikan saat mengambil keputusan hidup.

***

Terapi diri dari komplikasi trauma adalah alasan utama saya melanjutkan kuliah. Jika dilihat dari finansial yang ala kadarnya, bisa dibilang keputusan ini sangat berani. Tapi, di balik itu semua saya ingin mencari ketenangan dengan beraktivitas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun