Mohon tunggu...
KEPIK FEB UNDIP
KEPIK FEB UNDIP Mohon Tunggu... Freelancer - BEM FEB Undip 2020, Kabinet Melodi Juang.

Kebijakan Publik BEM Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Hari Pendidikan Nasional

2 Mei 2019   14:30 Diperbarui: 2 Mei 2019   14:59 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lahirnya pendidikan di Indonesia

Ki hajar Dewantara adalah bapak pendidikan nasional. Berkat perjuangannya pendidikan di Indonesia dapat terwujud dan berkembang. Ki hajar dewantara lahir pada tanggal 2 mei 1889, dari lingkungan kraton Yogyakarta dengan nama Raden Mas Soewardi Soeryodiningrat.

Sebagai golongan ningrat, Soewardi mendapatkan hak untuk mengenyam pendidikan yang layak oleh kolonial belanda. Setelah menamatkan ELS yaitu sekolah dasar belanda. Suwardi meneruskan pendidikannya ke STOVIA, namun pendidikan tersebut tidak berhasil dia selesaikan akibat sakit. Setelah tidak berhasil menyelesaikan pendidikannya, soewardi mengawali karirnya dengan bekerja sebagai wartawan dan mengirimnya ke berbagai surat kabar. soewardi tergolong sebagai penulis yang handal, tulisan tulisannya komunikatif, tajam, dan patriotic sehingga mampu membangkitkan semangat anti colonial bagi pembacanya.

Bergabung dengan organisasi Budi Utomo 1908, bersama dowes deker dan dr. cipto mangunkusumo yang kemudian di kenal dengan 3 serangkai, ia mendirikan Indische Partij yang merupakan partai politik utama yang beraliran nasionalis. Namun partai tersebut tidak mendapatkan badan hukum dari pemerintahan kolonial belanda karena dianggap dapat membangkitkan dan menentang kolonial belanda. Kemudian pada November 1913 membentuk komite sebagai tandingan komite belanda yang bermaksud merayakan 100 tahun bebasnya negeri belanda dari penjajahan prancis. Sowardi melancarkan kritikannya melalui salah satu tulisan yang cukup terkenal yaitu "Als I keens Naderlender was".

Karena tulisannya, ia kemudian dijatuhkan hukuman intenering atau hokum buang tanpa proses peradilan, atas permintaannya, dia di hkum buang ke pulau Bangka. Namun atas permintaan kedua rekannya dari 3 serakai,yang juga mendapatkan hokum buang karena membela sowardi. Mereka bertiga di buang ke belanda. Kesempatan itu mereka gunakan untuk mendalami dunia pendidikan. Kembalinya suwardi ke tanah air pada tahun 1918, suwardi kemudian mencurahkan perhatiannya dalam pendidikan sebagai bagian dari alat perjuangan mencapai kemerdekaan. 

Kemudian pada tanggal 3 Juli 1922 dia bersama rekan" perjuangannya mendirikan Taman Siswa untuk menambahkan rasa kebangsaan dan berjuang untuk memperoleh kemerdekaan. Di tengah keseriusannya mencurahkan perhatian di dunia pendidikan, soerdi tetap menulis tentang pendidikan dan keudayaan berwawasan kebangsaan. Melalui tulisan-tulisan tersebut dia berhasil meletakkaan dasar pendidikan nasional Indonesia. Semboyan tersebut adalah "Ing Ngarsa Sung Tulada (dari depan, seorang pendidik harus memberikan teladan yang baik). Ing Madya Mangun Karsa (dari tengah, seorang pendidik harus dapat menciptakan prakarsa atau ide). Serta Tut Wuri Handayani (dari belakang, seorang pendidik harus bisa memberi arahan).

Makna dari "Ing Ngarsi Sun Tulodo" dapat diartikan bahwa sebagai seorang pemimpin, harus memiliki sikap serta perilaku yang patut untuk menjadi di contoh oleh pengikutnya. Sedangkan "Ing Madyo Mbangun Karso" dapat diartikan bahwa seorang pemimpin juga harus bisa berada di tengah-tengah untuk dapat membangkitkan atau membentuk niat para pengikutnya untuk terus maju dan melakukan inovasi. Kalimat terakhir adalah "Tut Wuri Handayani" yang berarti bahwa seorang pemimpin jika berada di belakang. Kalimat terakhir ini pun dapat diartikan harus dapat memberikan motivasi serta dorongan untuk semangat kerja bagi para pengikutnya.

Pada Tahun 1929 tepat di usianya yang ke 40, Raden mas Soewaardi tidak lagi menggunakan gelar kebangsawanan dalam namanya dengan menggantinya menjadi Ki Hajar Dewantara. Hal ini dimaksutkan agar dapat lebih dekat dengan rakyat. Nama Ki Hajar Dewantara tidak hanya diabadikan sebagai nama seorang tokoh dan pahlawan yang tanggal kelahirannya 2 mei dijadikan sebagai hari Pendidikan Nasional, tetapi juga ditetapkan sebagai Pahlawan Pergerakan Nasional.

Pada 16 Desember 2019, berdasarkan Keppres No.316 tahun 1959 yang dikeluarkan oleh Soekarno. Pelaksanaan peringatannya dilakukan semenjak tahun 1967 setelah Soeharto menjabat sebagai presiden RI. Saat itulah, pemerintah dan negara mengakui dengan resmi segala jasa Ki Hajar Dewantara sebagai peletak segala dasar sistem pendidikan di Indonesia.

                Berdasarkan Surat Edaran Nomor :32/A.A3/SE/2019 tentang pedoman peringatan pendidikan nasional serta menindaklanjuti surat menteri pendidikan dan kebudayaan republik indonesia Nomor: 31653/MPK.A/TU/2019, Terna Peringatan Hari Pendidikan Nasional Tahun 2019 adalah "Menguatkan Pendidikan, Memajukan Kebudayaan" dan sub tema "Mewujudkan SDM Kompetitif, Inovatif, dan Berkarakter".

sumber: ristekdikti
sumber: ristekdikti
sumber: World Economic Forum 2018
sumber: World Economic Forum 2018
Negara Indonesia melalui World Economic Forum 2018 didalam The Global Competitivenes Report berada pada peringkat 45 dari 140 negara. Indonesia dengan secore 64,9 yang naik 2 peringkat dengan peningkatan sebesar 1,4.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun