Mohon tunggu...
Feliciano K. Sila
Feliciano K. Sila Mohon Tunggu... Relawan - Peziarah di Jalan Kehidupan

Menulis untuk menghidupi ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Memeluk Bayang

29 Juli 2021   18:18 Diperbarui: 29 Juli 2021   18:33 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengejar bayangmu ke balik pepohonan hijau yang membentang sepanjang jalan protokol kota tua
Bermandikan cahaya redup temaram senja 
Berharap menemui dirimu meski tak siap menyambut kenyataan 
Orang-orang melingkari meja taman sambil menikmati jatuhnya hari 
Berpamitan dengan cahaya siang dan menemani samar temaram lampu buatan.

Memeluk bayangmu melingkari ingatan, kadang kosong
Seperti memandang riak air telaga saat rintik hujan musim gugur jatuh satu-satu mengaburkan pandangan 
Atau cermin kabur oleh uap air panas dari cangkir kopi setengah pahit 
Melayang jauh, mengambang lalu jatuh terkulai 
Pada baris-baris kata yang tertulis rapi pada catatan harian, tapi terhapus oleh peluh yang tak sengaja jatuh membaringkan diri, lalu kering dan meninggalkan jejak pada kertas dan kata yang tak lagi utuh.

Memeluk bayangmu itu mimpi sambil berjalan, di bawah sadar, lamunan panjang. Kemarau membakar dan sore menjadi saat yang dinanti, duduk melingkari meja di taman, mandi cahaya lampu temaram dan mimpi yang menua. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun