Mohon tunggu...
Feliciano K. Sila
Feliciano K. Sila Mohon Tunggu... Relawan - Peziarah di Jalan Kehidupan

Menulis untuk menghidupi ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Alam Bertitah

6 April 2021   20:57 Diperbarui: 6 April 2021   21:15 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gemuruh seperti ribuan kilogram batu meteor terjun bebas dari angkasa dan memecah sunyi 

Entah apa itu, 

Langit hari-hari ini muram seperti berbela rasa dengan warga sekampung yang turut mengiringi sengsara Tuhannya. 

Gempita Paskah belum berakhir dan gemuruh itu datang menghantam, 

Tiba-tiba dan begitu cepat, tanpa tanda peringatan pun aba-aba siap siaga. 

Benar, ia datang seperti pencuri di malam hari. Tiada kabar berita. 

Hujan badai dan angin kencang dari butiran-butiran kembang bernama Seroja, 

Apik namun mematikan. Seketika lara menghantam hingga ke ulu hati, 

Alam bertitah dan semua yang di depan mata bertekuk lutut. 

Dalam duka, ada ucapan syukur untuk kesempatan yang tersisa, boleh berbenah meski dalam kekosongan dan kekalutan. 

Raut wajah kusam, gundah-gulana atas semua yang hilang, hanyut dan pergi. Tinggal lumpur dan porak-poranda alam sekitar. 

Di setiap momen tersisa pesan. Hikmah apa kiranya dipetik biar sentosa jiwa dan raga? 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun