Mentari baru saja berputar haluan merangkul bukit,
lalu jatuh menepi di ujung senja.
Sementara di pojok ini udara dingin berhembus
menari-nari mengelus halusÂ
tubuh-tubuh berbalut mantel musim dingin.
Ah, hari beranjak dan malam mendekat,
saat raga menepi pada rangkulan jiwa,Â
laksana si kecil terbuai berbungkus senyumÂ
dalam rangkulan hangat pangkuan sang ibunda.
Dan kitapun berjanji: masih ada esok buat jiwa yang merindu.
Tuhan, inilah kami!
Portugal, 19.02.2016
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!