Mohon tunggu...
Feliciano K. Sila
Feliciano K. Sila Mohon Tunggu... Relawan - Peziarah di Jalan Kehidupan

Menulis untuk menghidupi ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Petuah di Pinggir Sungai

10 Agustus 2020   18:58 Diperbarui: 10 Agustus 2020   19:37 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sore ini kami berdua turun ke sungai sambil melepas lelah, berangkulan menuruni bukit kecil sebelum mencapai bibir air mengalir. Aku dan kakek. 

Ia mengajakku menemui sunyi, hanya berteman kokok ayam dari rumah-rumah di pusat kampung, nyanyian burung-burung dari ranting-ranting segar dan gemericik air yang mengalir menyerempet bebatuan. 

Langit kemerahan. Kami lalu duduk di pinggir kali beralaskan rumput hijau di bawah rindang pohon cemara. Angin bertiup halus mengelus wajah kami. 

"Lihat, air sungai ini mengalir bersama tiada putus, selalu mencari celah di antara bebatuan untuk menemukan jalannya dan air meski tetap air ia tak selalu sama. Yang lewat telah berlalu, yang datang akan berlalu". 

"Mengalirlah kau bersama arus kehidupan ke mana ia membawamu. Temukan jalanmu bila ada bebatuan yang menghimpit arus gerak majumu. Detik ini sebentar lagi berlalu dan yang akan datang akan tinggal kenangan. Bila detik ini tak kau isi dengan bergerak maju, kau telah kehilangan kesempatan. Bila itu kau jumlahkan, ibarat banyaknya liter air yang terbuang tanpa kesempatan memberi hidup".

Ia merangkulku dan kami tidak lagi berkata apa-apa. Riak air terdengar makin keras karena keheningan jiwa lebih besar dari gemuruh dunia. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun