Berbaris menapaki jalan setapak
mendaki bukit terjal dari kampung lama
setelah seharian memanen jagung di kebun.
Senja telah turun, burung-burung riuh mencari tempat berteduh dan ayam-ayam sibuk mengais makan di tanah kering.
Rambo, si anjing setia, mengekor di paling belakang barisan.
Tiada seorangpun yang bersuara.
Karung besar berisi jagung di kepala
dan seikat kayu api di pundak terlampau berat
untuk sekedar bernapas.
Keringat dingin, bercucuran.
Untung angin sore bertiup lembut, sekedar memberi kekuatan.
Cahaya lampu pelita dari kampung telah terlihat, samar-samar.
Sebentar lagi tiba. Kampung lama telah jauh di belakang.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!