Mohon tunggu...
Feliciano K. Sila
Feliciano K. Sila Mohon Tunggu... Relawan - Peziarah di Jalan Kehidupan

Menulis untuk menghidupi ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bocah Penjaga Unggun

14 September 2019   03:16 Diperbarui: 14 September 2019   03:40 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pekat jatuh merangkul bumi, sembari 

riuh-rendah binatang-binatang malam mecari teduh

Sebuah api anggun benderang di tengah hutan 

ayah pergi tinggalkan bocah berjaga.

Sendirian menatap kelam, sekeliling 

unggun yang bersinar terang

menikmati setiap nyanyian alam dan 

mimpi hari esok. 

Bocah penjaga unggun 

sendirian namun tak gentar 

sementara ayah pergi untuk sedekah 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun