Mohon tunggu...
Ken Satryowibowo
Ken Satryowibowo Mohon Tunggu... Freelancer - Covid Bukan Canda

Pencari pola. Penyuka sepak bola.

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Debat Capres, Babak Adu Penalti?

17 Januari 2019   02:22 Diperbarui: 19 Januari 2019   19:20 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
FOTO: KOMPAS.COM/ KRISTIANTO PURNOMO

Mencermati perkembangan terakhir elektabilitas kedua pasangan Calon Presiden-Wakil Presiden, agaknya tak berlebihan bila saya menyebut debat capres sebagai babak adu penalti. Saya sebut demikian karena, debat yang bakal digelar lima kali tersebut menjadi penentu kemenangan dalam laga Pemilihan Presiden 2019.

Survei teranyar yang dirilis Charta Politika, Rabu (16/1), mengungkapkan stagnasi elektabilitas kedua paslon. Paslon 01, Jokowi-Ma'ruf, bertengger pada elektabilitas 53,2%. Sedangkan Paslon 02, Prabowo-Sandi, berada pada marjin 34,1%. Angka kedua paslon nyaris tidak berubah dari survei Oktober 2018 silam.

Dari total lima debat selama Pilpres 2019, debat perdana yang akan digelar sore ini, 17 Januari 2019, menjadi momentum paling menentukan guna menarik hati 12,7% pemilih yang masih belum menentukan pilihannya. Paslon yang dapat tampil dengan performa terbaik dalam debat yang bertema hukum, HAM, korupsi, dan terorisme tersebut akan berpeluang meraih suara pemilih mengambang.

Laga debat kali ini menjadi penentu kemenangan karena sejumlah alasan. Satu, publik akan mengukur apakah keempat peserta memiliki kapasitas memadai dalam memimpin negeri. Dua, figur Sandiaga dan Ma'ruf sangat dinanti kepiawaiannya dalam mengungkapkan argumentasi.

Tiga, potensi munculnya kejutan-kejutan yang bakal dilontarkan oleh keempat figur. Empat, orisinalitas gagasan para capres dan cawapres. Lima, program rasional seluruh paslon dalam menuntaskan kecamuk persoalan yang menjadi tema debat.

Kelima alasan ini membuat kegiatan debat tidak hanya penting, tapi menjadi tolok ukur bagi publik dalam menentukan pilihan. Bagi pemilih loyal kedua paslon, debat ini tidak akan banyak berarti. Namun bagi pemilih yang tidak fanatik, debat itu boleh jadi mengubah preferensi mereka.

Sementara bagi pemilih mengambang, performa paslon dalam debat tersebut akan benar-benar menjadi rujukan mereka untuk memilih Paslon 01 atau Paslon 02 atau tidak memilih alias golput.

Bagi kontestan petahana, debat kali ini akan menjadi ajang menggelorakan pencapaian kinerja selama berkuasa. Sedangkan bagi kontestan kompetitor, debat menjadi momentum untuk melakukan kritik tajam sekaligus usulan solusi bagi kinerja kurang memuaskan petahana.

Petahana punya kelebihan dalam pengalaman dan rekam jejak. Akan tetapi juga tersandera oleh kasus-kasus yang belum tuntas, sebut saja kasus penyiraman air keras kepada Novel Baswedan.

Sebaliknya, penantang punya kelebihan karena tidak memiliki dosa janji-janji kampanye sebelumnya. Meski demikian, penantang juga tersandera oleh kasus-kasus di masa lalu, sebutlah pelanggaran HAM di masa reformasi.

Dalam setiap laga, selalu terdapat pemain yang tampil di atas rata-rata. Jokowi dan Prabowo tidak banyak yang menjagokan sebagai pemain bintang. Karena publik sudah hapal gaya dan permainan kedua capres. Justru, bisa jadi Ma'ruf mencuri perhatian selama ini ekspektasi publik tidak terlalu tinggi. Atau justru Sandiaga yang akan menjadi bintang.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun