Disusun Oleh:
Kendy Sugianto (1821017)
Cecillia Anthoni (1821020)
Vania Vimaladevi S (1821021)
Misyel Veronika Susanto (1821028)
Vana Utami (1821051)
Mahasiswa Angkatan 2018 Program Studi Akuntansi Fakultas Bisnis dan Akuntansi Universitas Katholik Musi Charitas Palembang.
(Dosen Pembimbing : Dr. Heri Setiawan,S.T.,M.T.,IPM.)
Telah menjadi pengetahuan umum bahwa negara kita Indonesia terletak pada jalur pertemuan 3 lempeng tektonik, yaitu  Lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik, sehingga tak dapat dipungkiri bahwa Indonesia menjadi rawan akan bencana gempabumi. Menurut infografis bencana yang dikeluarkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), total bencana gempabumi yang terjadi dilihat dari dua tahun terakhir masih terbilang rendah dibandingkan bencana yang lain, yaitu 30 kejadian pada tahun 2019 dan 16 kejadian pada tahun 2020.
Pada perempatan tahun 2021 ini, tepatnya pada 10 April 2021 telah terjadi gempabumi di selatan kabupaten Malang. Gempa bumi yang terjadi ternyata bukan hanya dirasakan di malang dan sekitarnya ternyata juga dirasakan di wilayah seperti Yogyakarta hingga Bali dan Lombok. Gempa tersebut berskala 6,1 magnitudo yang sebelumnya disebut 6,7 magnitudo.
Belum genap 24 jam berlalu, Badan Meteorologi,Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan kembali adanya gempa susulan di Malang pada 11 April 2021. Gempa susulan kembali terjadi di Malang dengan 5,2 magnitudo disebelah selatan kota Kepanjen, kabupaten Malang, Jawa Timur pukul 06:54 namun gempa tersebut tidak berpotensi tsunami.