Mohon tunggu...
Doddy Poerbo
Doddy Poerbo Mohon Tunggu... -

apalah arti sebuah nama

Selanjutnya

Tutup

Politik

Negara Korup Koq Dihutangi......

17 Januari 2010   05:23 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:25 429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Indonesia terkenal sebagai negara korup, tetapi faktanya negeri ini tidak sulit mencari hutangan luar negeri. Pada masa lalu, negeri ini mengalami banjir dolar, banjir dolar dari hasil hutangan tersebut membuat pemerintahan orde baru melakukan devaluasi mata uang.

Devaluasi mata uang rupiah, sama saja menggelembungkan hutangnya sendiri. Devaluasi mata uang rupiah itu atas saran siapa..?.  Kemungkinan besar adalah saran pemberi pinjaman dengan alasan kalau tidak didevaluasi akan berakibat produk Indonesia menjadi mahal dan tidak laku dipasar internasional. Pasar internasionalnya siapa lagi kalau bukan pemberi hutangan itu. Indonesia manut saja dari pada tidak diberi hutangan lagi.

Perang bukan hanya pakai senjata, pakai duit juga bisa untuk menaklukan sebuah negara, zaman modern orang bisa berhitung biaya, menaklukan Indonesia dengan senjata biayanya besar sekali dan akan mengundang reaksi dunia. Pakai cara halus, diberi pinjaman terus menerus yang dapat memepengaruhi perimbangan moneter Indonesia.

Amerika serikat merupakan pemebri pinjaman terbesar disusul Eropa barat dan Jepang, negara2 ini semua ada kaitannya dengan Amerika Serikat. Mengapa Amerika Serikat perlu mengendalikan Indonesia ?. Tanya sama rakyat, bagaimana pandangannya tentang yahudi, pasti umumnya tidak suka dengan Yahudi. Tanya rakyat Amerika Serikat, siapa yang menguasai ekonomi negeri itu, pasti jawabannya orang Yahudi.

Israel kini menjadi negara kuat tetapi menjadi negara kejam bagi bangsa Palestina, begitu juga pandangan rakyat Indonesia. Faktor ideologi inilah yang membuat Amerika Serikat dengan kekuatan Lobby Yahudinya mengeluarkan garis politik mengendalikan Indonesia yang merupakan negara berpenduduk muslim terbesar didunia.

Rakyat Indonesia yang anti Israel, sebaliknya Amerika Serikat yang pro Israel, sangat aneh kalau Amerika Serikat menjadi wise country bagi Indonesia yang bersedia memberi bantuan pinjaman untuk membangun Indonesia agar menjadi negara kuat kalau tidak ada maksud dibaliknya. Amerika Serikat bersedia memberi hutangan kepada Indonesia karena mental korup itu yang artinya, pinjaman tersebut tidak akan efektif dan rakyat tetap bodoh. Indonesia tetap dapat menyelengarakan pendidikan, hanya sebagian kecil yang memenuhi standart kelayakan, yang pintar2 tidak terpakai di negerinya sendiri akhirnya lari mencari pekerjaan diluar negeri karena Indonesia tidak mampu menciptakan lowongan buat orang yang pandai itu. Sebaliknya yang tertinggal, lebih banyak orang yang pandai berargumentasi karena memang pendidikannya berlatih argumentasi seperti mahasiswa pendemo itu. Tidak mengherankan jika Indonesia jauh tertinggal penguasaan tehnologinya.

Menyinggung besaran hutang Indonesia disini

http://polhukam.kompasiana.com/2010/01/17/yang-bodoh-itu-siapa/

Bahwa untuk membayar hutang Indonesia yang diperkirakan mencapai Rp 2300 triliun, setiap tahunnya beban tersebut akan membebani APBN, katakanlah anggaran pendidikan Indonesia sebesar Rp. 25 triliun, kewajiban tahunan membayar hutang indonesia tak kurang dari Rp. 180 triliun.

Saat ini, yang dilakukan pemerintah, siapaun presidennya adalah bagaimana cara membayar hutang serta mempertahankan nilai hutang agar tidak menggelembung lagi. Wajarlah rakyat menjadi sengsara oleh karena hutang yang demikian besar, tetapi rakyat ditutup matanya dengan permasalahan yang sebenarnya.

Inilah yang ingin diciptakan dari skenario panjang pengusaan Indonesia, rakyat dapat membaca tulis, tetapi pengetahuannya diminimalisir. Mental korup itu itulah yang menutup mata, pinjaman itu sudah mengendalikan bangsa ini. Tidak ada yang mengusik pinjaman sebesar itu yang sesungguhnya menyengsarakan rakyat, pemerintah SBY tidak ingin membukanya karena hanya akan membuka kedok kebodohan dan mental korup bangsanya sendiri. Jika pinjaman2 tersebut dibuka aliran dananya, berapa banyak penguasa negeri ini yang harus dimintai pertanggungan jawab, jauh lebih banyak dari Bank Century yang hanya Rp. 6,7 T itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun