Mohon tunggu...
Maulida Husnia Z.
Maulida Husnia Z. Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswi

Belajar menulis kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Anak Adopsi Mulai Bertambah Usia? Kenali Potensi Perselisihan Berikut

27 Oktober 2019   23:08 Diperbarui: 27 Oktober 2019   23:53 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi diadopsi dari themotherco.com

Ketika anak-anak yang diadopsi bertambah usia, orang tua mungkin menghadapi kemungkinan pada titik tertentu bahwa anak-anak mereka akan ingin mencari orang tua kandung mereka. Banyak yang melakukan ini bukan karena mereka tidak bahagia dengan orang tua angkat mereka, tetapi karena mereka menginginkan rasa yang lebih besar tentang sejarah genetik mereka dan pemahaman tentang akar sosial mereka yang diwarisi dari orang tua kandung. Mereka ingin memahami hubungan biologis mereka di dunia.

Namun sebaliknya, adopsi dapat meningkatkan hubungan keluarga dengan memberikan seorang anak kepada pasangan tanpa anak. Ia juga dapat memberi seorang anak tunggal teman bermain dan dapat mengurangi sifat melindungi dan kekhawatiran yang berlebihan yang sering kali terdapat pada orang tua anak tunggal.

Bukti penelitian terbaru menunjukkan bahwa sebagian besar anak prasekolah tidak mungkin memahami apa adopsi itu bahkan ketika orang tua telah menjelaskannya kepada mereka dan mereka berusaha untuk diri mereka sendiri sebagai adopsi. Sampai usia enam tahun, sebagian besar anak-anak dapat memahami bahwa ada dua jalan menuju orang tua, yakni kelahiran dan adopsi.

Terdapat empat sumber perselisihan potensial, dalam keluarga yang mempunyai anak adopsi. Yang pertama, dari sikap anak yang diadopsi terhadap orang tua. Jika dengan bertambahnya usia, anak mengetahui dari sanak saudara atau orang luar bahwa mereka diadopsi, mereka mungkin mengembangkan suatu keinginan untuk mengetahui siapa orang tua mereka yang sebernarnya dan menyetakan keinginan untuk tinggal dengan orang tua kandung.

Sumber perselisihan potensi yang kedua, terjadi bila anak kandung lebih cemerlang dari anak yang diadopsi dalam hal penampilan, prestasi dan kasih sayang yang ditunjukan pada orang tua. Orang tua mungkin menyesal telah mengadopsi anak. Secara tidak langsung perasaan ini akan dipantulkan dalam sikap penolakan terhadap anak tersebut. Sikap ini terasa oleh anak dan menimbulkan reaksi yang tidak menguntungkan.

Sumber ancaman potensial ketiga yaitu dari sikap anak kandung terhadap anak yang diadopsi. Walaupun hubungan saudara kandung tidak seluruhnya harmonis, hubungan yang diwarnai perselisihan lebih umum dengan anak yang diadopsi. Banyak anak kandung merasa bahwa anak yang diadopsi bukanlah keluarga mereka. Kemudian mereka memperlakukan teman saudaranya yang diadopsi dengan cara yang sama seperti teman sebanya yang tidak termasuk dalam kelompok mereka.

Sumber perselisihan potensial keempat adalah sikap sanak saudara dan orang luar terhadap anak ini. Tidak jarang sanak saudara generasi lebih tua tidak menyetujui adopsi. Dalam semua kasus sumber gangguan ini lebih besar dalam adopsi antar agama atau antar ras. Sementara anggota keluarga mungkin sepenuh hati menerima seorang anak dengan latar belakang agama dan ras yang berbeda, orang luar sering tidak demeikian halnya. Hal ini mempengaruhi baik anak yang diadopsi maupun orang tua dan sudara kandung.

Sebelum memutuskan apa yang harus dikatakan ketika anak mulai mempertanyakan perihal adopsi, orang tua perlu memahami perasaan mereka sendiri tentang menjadi orang tua angkat. Jika mereka merasa nyaman untuk diadopsi dan percaya bahwa mereka adalah orang tua sejati karena mereka mengasuh dan melindungi anak mereka, membantunya tumbuh, maka mereka memberi rasa percaya diri dan rasa aman tentang proses adopsi kepada anak.

Ketika orang tua merasa aman, mereka tidak terlalu menekankan fakta adopsi atau menyembunyikannya. Mereka dapat menjelaskan berbagai cara untuk membentuk keluarga. Orang tua harus menerima bahwa anak mereka memiliki hubungan dengan dua keluarga - dengan mereka dan dengan orang tua kandung.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun