Mohon tunggu...
Maulida Husnia Z.
Maulida Husnia Z. Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswi

Belajar menulis kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Bagaimana Menyikapi Perilaku Agresif pada Anak?

25 April 2019   16:44 Diperbarui: 25 April 2019   17:03 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dari zerotothree.org

Agresif, adalah sebuah perilaku negatif atau antisosial yang hampir tidak ada hubungannya dengan kesehatan psikologis maupun kesehatan anak. Agresif merupakan bentuk ekspresi marah yang diwujudkan melalui perilaku. Seringkali perilaku ini dilakukan dengan sengaja untuk menyakiti orang lain sehingga menimbulkan konsekuensi atau akibat yang serius dan cenderung berbahaya.

Bukan hanya pada orang dewasa, perilaku agresi juga biasa terjadi pada masa perkembangan anak. Perilaku ini sebenarnya sangat jarang ditemukan pada anak usia dibawah 2 tahun. Akan tetapi, ketika anak sudah memasuki usia 3-7 tahun, perilaku agresif merupakan hal biasa yang menjadi bagian dari proses perkembangan mereka.

Anak yang agresif seringkali menimbulkan masalah, tidak hanya di lingkungan tempat tinggal tapi juga di lingkungan sekolah.

Penyebab perilaku agresi anak sangatlah beragam, tidak hanya disebabkan karena adanya dorongan dari dalam diri, namun dipengaruhi juga oleh lingkungan dimana anak mempelajari perilaku agresi melalui pengamatan dan pengalaman. Pengaruh terbesarnya dalam perilaku agresi  anak juga berasal dari keluarga, khususnya dari keluarga kelas sosial ekonomi bawah.

Penyebab lainnya yaitu lingkungan sekitar yang kondusif. Bisa jadi karena lingkungan anak tersebut gemar berkata-kata kasar, dan bermain tanpa menggunakan aturan. Juga pemberian hukuman fisik pada anak, yang kemudian akan ditiru.

Selain itu, bisa juga karena minimnya komunikasi antara orang tua dan anak. Seperti pada orang tua yang lebih mementingkan karir, mereka mempunyai waktu yang sedikit untuk keluarga. Dalam kasus ini, biasanya anak akan berperilaku agresif untuk mendapatkan perhatian yang selama ini kurang didapat dari orang disekitarnya.

Berdasarkan jurnal pendidikan anak usia dini oleh Farrah Arriani yang diterbitkan oleh departemen pendidikan dan kebudayaan, setidaknya ada 2 keterlibatan terkait dengan intervensi perilaku agresi pada anak. Keterlibatan ini diambil dari peran guru dan orang tua terhadap anak tersebut.

Pada pembelajaran di sekolah, guru merupakan tokoh sentral. Guru dapat melakukan kegiatan belajar mengajar sebagai pola-pola umum kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu. Beberapa prinsip yang dapat digunakan untuk menangani anak yang memiliki perilaku agresif yang diantaranya dengan modifikasi perilaku yang dikembangkan berdasarkan operant conditioning Skinner, meliputi 5 langkah antara lain:

1. Menetapkan tujuan perubahan perilaku

2. Menetapkan reinforcement yang sesuai

3. Menetapkan prosedur untuk perubahan perilaku

4. Melakukan prosedur yang telah ditetapkan dan mencatat hasil penerapan prosedur

5. Melaksanakan evaluasi dan revisi.

Sekolah juga harus melibatkan para orang tua untuk menciptakan lingkungan yang kondusif. Disini orang tua bisa menjadi partner dalam berbagai aktivitas anak. Keterlibatan orang tua sebagai partner dalam pendidikan anak, meliputi:

  • Open house atau meeting keluarga untuk mengetahui dan menindak lanjuti perilaku anak
  • Merencanakan pertemuan dengan guru
  • Mengikuti perkembangan kurikulum dan program pembelajaran sang anak dari infomasi rencana pembelajaran tiap minggu oleh guru

Maka disini dapat disimpulkan bahwa dalam mengatasi perilaku anak yang agresif, dapat dilakukan melalui berbagai cara, baik melalui pemberian model ataupun keteladanan, dan juga bisa melalui berbagai aktivitas untuk mengatasi perilaku agresi anak. Penanganan atau intervensi ini perlu dilakukan dari cara yang sederhana hingga kompleks. Dan perlu diingat bahwa permasalahan pada anak dapat diatasi dengan keterlibatan langsung oleh orang terdekatnya, terutama orang tua.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun