Mohon tunggu...
Maulida Husnia Z.
Maulida Husnia Z. Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswi

Belajar menulis kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kontribusi Orangtua Membentuk Karakter Anak yang Terampil dalam Berteman

15 November 2018   20:34 Diperbarui: 15 November 2018   20:42 562
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Teman sebaya adalah semua orang yang memiliki kesamaan tingkah laku atau psikologis. (Lewis & Rosenblum, 1975)

Siapa sih, yang tidak membutuhkan teman?. Sebagai manusia, tentu sangatlah mustahil bila hidup tanpa peran orang lain.

Dalam dunia anak, teman sebaya mempunyai pengaruh yang besar terhadap proses mereka berkembang. Terutama dalam hal kontrol emosi dan perilaku, anak akan lebih bisa mengembangkannya melalui interaksi sosial dengan orang lain.

Dengan seringnya berinteraksi dengan teman sebaya, anak dapat mengetahui bahwa diluar sana masih banyak lingkungan yang harus ia eksplorasi. Ini bisa dikatakan sebagai suatu proses anak berkenalan dengan berbagai macam lingkungan yang ia hadapi, sehingga suatu saat apabila muncul masalah, ia dapat menemukan solusi untuk menyelesaikannya.

Interaksi sosial yang dilakukan dengan teman sebaya, bisa berupa hal yang sederhana seperti memainkan suatu permainan bersama ataupun hanya bercakap-cakap. Hal itu dapat menumbuhkan rasa empati anak. Anak bisa menyesuaikan sikap dan emosi dengan teman yang notabenenya menjadi lawan bermainnya. Selain itu, anak dapat mendapatkan  wawasan baru dari lingkungan, namun dengan catatan tetap pada kontrol orang tua.

Mempunyai teman sebaya juga penting untuk mengembangkan aspek komunikasi dan sosial anak. Jika sedari dini ia sudah mampu berinteraksi sosial dengan temannya, maka selanjutnya anak pasti akan mudah dalam membangun relasi dengan orang baru. Dan, anak akan terhindar dari apa yang kita sebut "isolasi sosial" atau ketidakmampuan untuk melebur ke dalam suatu jaringan sosial.

Menurut Santrock (1995), seorang anak yang mengalami masalah isolasi sosial akan cenderung mempunyai tingkat kepercayaan diri yang rendah dan kemungkinan besar tidak bisa bersosialisasi dengan lingkungannya. Hal itu bisa berlanjut dengan keadaan yang mudah depresi, euphoria yang berlebihan jika mendapat penghargaan, kerap menyendiri, dan manajemen emosi yang buruk.

Peran orang tua dalam membentuk karakter anak yang easy going dalam berteman, sangat penting dilakukan mengingat urgensi yang ditimbulkan akibat teman sebaya anak. Sedikit demi sedikit, dalam keseharian anak dirumah, orang tua perlu menyelipkan nilai-nilai yang mampu membentuk pribadi anak menjadi terampil dalam berteman. Dibawah ini terdapat beberapa poin yang sekiranya perlu dilakukan oleh orang tua dalam rangka membentuk karakter anak yang terampil dalam berteman.

Mengajarkan tolong-menolong

Mengajarkan hal ini sangat mudah apabila hendak diterapkan dalan keseharian anak didalam keluarga. Orang tua meminta bantuan anak berupa perintah-perintah kecil, dapat membangkitkan empatinya terhadap orang lain yang perlu bantuannya. Misal, ibu meminta tolong untuk dibelikan garam diwarung dekat rumah. Jadi, jika nantinya anak dihadapkan pada teman yang sedang kesusahan ia akan dengan sigap membantu karena itu sudah menjadi kebiasaannya. Sehingga ia akan mudah menjaring teman karena sikap baiknya tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun