Mohon tunggu...
Kementerian KajianStrategis
Kementerian KajianStrategis Mohon Tunggu... Jurnalis - Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Kementerian Kajian Strategis oleh BEM KM UMY

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

BEM KM UMY Turut Aksi dalam Peringati Hari HAM Sedunia: Apa Kabar HAM Indonesia?

26 Desember 2022   22:40 Diperbarui: 26 Desember 2022   22:48 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada peringatan hari HAM tanggal 10 Desember, BEM KM UMY turut turun dalam aksi yang tergabung dalam Aliansi Rakyat Untuk Demokrasi bersama berbagai organisasi lainnya. Aksi yang mengambil tema "Apa Kabar HAM Indonesia? KUHP Membunuh Kita, Lawan!" ini menyuarakan berbagai problem terkait HAM dalam beberapa kurun waktu terakhir sekaligus mengkritik pemerintah yang terksesan tutup telinga terhadap keluhan berbagai masyarakat terkait pengesahan RKUHP pada 6 Desember 2022 kemarin yang dinilai masih problematic serta merupakan produk dari pemerintahan yang oligarki ini. Aksi akan dilaksanakan di Tugu Jogja, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Massa dari UMY sudah mulai terlihat berkumpul pada pukul 11.46 WIB di titik kumpul yakni ATM Centre Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Pada saat itu langit terlihat kelabu, namun massa yang dengan menggunakan pakaian hitam-hitam masih terus berdatangan hingga pukul 12.06 WIB. Setengah jam kemudian massa mulai melakukan briefing terkait aksi yang akan dilakukan. Massa mulai bersiap dan berangkat setelah lewat waktu Dzuhur, pada saat itu langit mendung kelabu sudah digantikan dengan biru cerah yang cukup terik. Massa bergerak beriringan menggunakan motor menuju tempat tujuan. Tepat pukul 13.00 WIB tepat massa sampai di Titik Kumpul sebelum aksi dimulai yakni di Pasar Kranggan. Di Pasar Kranggan masa dari UMY beristirahat dan mulai mempersiapkan diri sebelum melaksanakan aksi.

Pada pukul 13.19 -- 13.53 WIB massa dari UNY, UNISA, UPNVYK, UMY dan berbagai Organisasi mulai berdatangan dan massa mulai bergabung menjadi satu kesatuan yang siap untuk melakukan aksi. Tepat pukul 14.02 WIB massa mulai bejalan dari Pasar Kranggan menuju titik aksi yakni Tugu Jogja, massa berjalan secara beramai-ramai dibawah teriknya langit hingga sampai ke depan Tugu Jogja. Sesampainya di depan Tugu Jogja massa yang tergabung dalam berbagai organisasi pergerakan ini bersatu dan mulai membuat lingkaran yang di pandu oleh Korlap Aksi. Beberapa menit kedepan lingkaran massa sudah mulai dapat memboikot setengah jalan, dan Poster-poster serta banner yang berisikan ekspresi kritikan dari massa yang beraksi mulai dipasang di Tugu atau dibentangkan dan dipegang oleh massa aksi.

Pukul 14.27 pihak Kepolisian sudah mulai terlihat berkumpul dan memenuhi bahu jalan, sebagian besar polisi berjaga di bahu jalan sebrang aksi membuat lingkaran, sebagian kecil berjaga mengamankan lalu lintas. Beberapa menit kemudian berbagai massa yang menyusul mulai berdatangan dan mulai bergabung dengan lingkaran aksi. Aksi kemudian berlanjut dengan massa yang mulai menyanyikan yel-yel dan lagu Buruh Tani. Pada saat itu cuaca kian terik, lalu lintas masih terpantau lancar walaupun mulai terjadi berbagai penumpukan di beberapa tempat menuju Tugu Jogja. 14.54 Massa mulai berorasi, dimulai dengan orasi "Pemerintah buta, bisu, tuli dan bahkan takut pada rakyat, sehingga membuat peraturan yang membungkam rakyat sebagai bentuk ketakutannya tersebut!" Massa juga menyuarakan berbagai pelanggaran HAM yang dilakukan pemerintah seperti kasus Kanjuruhan serta Kasus Salah Tangkap Klitih yang akhir-akhir ini terjadi di Yogyakarta.

Pukul 14.54 WIB, cuaca kian panas dan lalu lintas mulai tak terkendali. Orasi tambah membara, massa terus menyuarakan berbagai opininya, diselingi yel-yel dan teriakan kritik terhadap pemerintah. Namun mengingat panas matahari yang cukup terik, beberapa massa yang merasa tidak enak badan mulai minggir untuk beristirahat sambil ditagani oleh dua orang medis yang juga merupakan bagian dari massa aksi. Lalu lintas mulai padat, polisi turun mengamankan lalu lintas.

Pukul 15.00 massa mulai memperlebar lingkaran, kondisi jalanan mulai chaos, bunyi klakson makin sering terdengar. Beberapa massa tetap berdiri dan membentangkan poster serta banner yang bertuliskan berbagai pesan yang dibawakan oleh massa aksi, sebagian besar masyarakat yang lewat berhenti sebentar untuk membacanya atau memvidiokan. Massa masih terus berorasi dengat semangat yang besar, kemudian massa mulai orasi terkait pelanggaran HAM di Papua. Setelah itu massa mulai membacakan sumpah Mahasiswa bersama-sama. Pukul 15.25 WIB salah seorang massa aksi perempuan maju untuk berorasi, kemudian dilanjutkan dengan perform bertemakan pelanggaran HAM di Papua yang dibawakan massa aksi di tengah lingkaran massa. Lalu lintas masih terpantau padat, namun sudah tidak se-chaos  saat massa melebarkan lingkarannya. Pukul 17.15 massa melakukan penampilan musikalisasi puisi, serta dilanjut orasi-orasi politik lainnya.

Tiba-tiba pada pukul 17.24 seorang kakek-kakek ikut maju dan ikut berorasi bersama massa aksi. Sang kakek tersebut yang ternyata juga tergabung dalam suatu organisasi didaerahnya melawan PT Semen Gombong yang konflik tanah dengan warga Kebumen. "Pejabat hanya peduli uang, tidak peduli pada rakyat.". Setelah melakukan upaya hukum bersama, akhirnya PT Semen Gombong tidak diloloskan ambalnya setelah warga mengajukan kasus ini ke Jakarta.

Lalu seorang massa aksi perempuan juga maju sebagai tampilan aksi terkahir dimana ia membacakan sebuah puisi yang berjudul "Tanah Subur Yangn Ditanduskan". Pukul 17.49 WIB massa mulai berdiri sejajar dan mulai membacakan tuntutan dan pembacaan sikap bersama yang mana berisikan :

Dengan ini, rakyat melawan oligarki menuntut :

  • Tolak KUHP
  • Adili pelaku pelanggar HAM
  • Usut tuntas pelanggaran HAM masa lalu
  • Kembalikan militer ke barak
  • Tolak RUU SISDIKNAS
  • Tarik militer organik dan non organik serta berikan Hak menentukan nasib sendiri bagi bangsa Papua
  • Cabut UU Ciptakerja
  • Hentikan perampasan ruang hidup masyarakat
  • Usut tuntas kasus Kanjuruan
  • Naikkan UMP Yogyakarta
  • Tolak penambangan di Wadas
  • Cabut wilayah pertambangan di sepanjang Kali Progo
  • Kembalikan orang-orang yang dihilangkan oleh negara

Pukul 17.59 setelah pembacaan aksi, massa mulai mulai membereskan sampah-sampah disekitar lokasi dilanjut dengan pembubaran diri secara tertib dan damai.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun