Mohon tunggu...
F. I. Agung Prasetyo
F. I. Agung Prasetyo Mohon Tunggu... Ilustrator - Desainer Grafis dan Ilustrator

Cowok Deskomviser yang akan menggunakan Kompasiana untuk nulis dan ngedumel...

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

'Ngumpul Gayeng' Karena Siomay Elsa

5 Juni 2015   08:57 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:21 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada agenda ketemuan sambil makan Siomay? Kenapa nggak?
Apalagi bila tempatnya adalah Siomay Elsa yang dekat-dekat saja dengan tempat kerja, begitu pikir saya waktu itu saat beroleh kabar dari Mbak Avy Kompasianer. Meski ada beberapa pertimbangan: diantaranya adalah waktu yang masih jam kerja. Untungnya, izin itu datang dari bos, "Ya nggak apa-apa kalau izin jam istirahatnya dimajukan. Kamu yang ngatur sendiri saja..."
Pokoke kerjanya tanggung jawab, gitu kan maksudnya si Bos... beres... toh, Bos yang enak dan bersahabat begini tidak membuat saya hilang respek dan hormat kepada si Bos.
"Memang ada perlu apa?" si Bos lalu bertanya.
"Makan-makan sama teman bos..."
Alasan yang aneh kan? Lha bagaimana lagi, niatnya sudah jujur dan malah bisa ketahuan kalau nggak jujur. Selain letak ketemuannya cuma sekitaran lima menit perjalanan dari kantor (bahkan bisa kurang dari itu kalau ngebut), pada dasarnya kan pemuda jujur, hehehe

Tapi karena itu pulalah saya agak telat datang. Berdasar pengalaman yang sudah-sudah, tiap acara ketemuan juga selalu molor dimulainya. Ada yang sejam, ada yang cuman separuhnya. Bukan hendak bermaksud ikut-ikutan telat, tapi sialnya jika saya datang lebih awal sejam lebih (karena undangan resminya jam 10 pagi beranjak siang)... khawatir acaranya baru dimulai sejam kemudian. Kan repot? Apalagi cuma izin istirahat kerja karena hari Sabtu pun saya masih bekerja dengan jam kerja penuh sehingga waktunya sangat terbatas... hehehe...
Dan inilah acara Grebek Pertama Saya bersama KPK (Kompasianer Penggila Kuliner)—tertanggal 30 Mei 2015. Menurut informasi pada brosur, stan tempat kumpul Grebek KPK Surabaya ini hanyalah satu dari dua tempat kita bisa makan Siomay Elsa ini. Satunya lagi ada di area Universitas Ciputra yang masih satu kompleks perumahan dan tidak terpaut jauh jaraknya.
Saya sendiri datang sekitaran jam 11.25 di TKP, tepatnya di kawasan TPR (Taman Puspa Raya) Citraland Blok S-05 tempat Siomay Elsa bermarkas. Jadi... begitu sampai disitu, makanan sudah pada habis deh. wkwkwkw
Eh, nggak ding... masih ada beberapa biji Siomay khusus untuk saya *kedip-kedip...

Lalu, bagaimana rasanya?
Sebenarnya saya menyukai Siomay yang termasuk salah satu jenis dimsum. Selain Siomay ini, favorit saya yang lain dari jenis dimsum adalah ceker lunak (lupa, namanya apa ya?) yang memang tak tersedia dalam daftar menu yang tersedia di Siomay Elsa ini—tapi selain Siomay ada bakwan pula. Jadi ingat sewaktu ditraktir teman sekantor (perusahaan yg berbeda) dulu untuk makan dimsum di Restoran Meteor di jalan Arjuna Surabaya. Rasanya mirip.
Apalagi di Siomay Elsa ini ada saus tauconya yang ternyata juga mengandung buah nanas. Jadi akhirnya memang ada sesuatu yang klop: gurihnya Siomay ayam-udang berpadu dengan manis-asem-segarnya saus tauco dalam mulut. Nyam-nyam...
Saya jadi ingat rasa saus yang manis-asem-segar begini biasanya juga digunakan dalam cocolan masakan seperti babi panggang. Tapi tak ada babi pada Siomay Elsa ini dan semuanya halal. Buat Anda yang tidak pernah memakan makanan seperti babi panggang tadi, bolehlah nyocol Siomay Elsa ini ke dalam saus tauco nanas yang manis-asem-segar ini. Bener enaknya, pas banget dan bisa bikin merem-melek ^_^ apalagi tak perlu khawatir dengan segala sesuatunya. Karena Pak Evan penggagas Siomay Elsa sejak Januari 2015 lalu bersama sang calon istri, Lisa (Elsa = Evan Lisa) ini sendiri yang menjamin.

Tapi sesungguhnya, saya agak tersiksa. Selain tersiksa nyatanya juga nekat. Lho?
Ini karena saya masih alergi dengan udang serta kepiting. Tak ada kepiting di Siomay Elsa, yang ada hanya udang yang menjadi kombinasi bahan dari Siomay Elsa selain ayam. Saya pernah iseng membaca sekilas resep buku yang memuat Siomay macam ini. Namun tidak terpikir jika ada udang tersembunyi di dalam racikan Siomay Elsa karena ada banyak macam resep hanya dari jenis Siomay saja.
Sedikit mengingat masa lalu, saya pernah alergi makan ikan laut (serta ikan bersisik yang hidup di air tawar) lebih dari satu dasawarsa lalu. Sehingga saat makan siang dimana menunya disiapkan oleh dapur perusahaan sewaktu masih kerja di pabrik dulu, saya sering barter jatah lauk ikan laut saya dengan jatah tempe-tahu punya teman jika menunya kebetulan berupa ikan laut kecuali sebangsa cumi-cumi atau ikan pari. Lauk ikan laut jatah teman akhirnya jadi dobel dan begitu pula lauk tempe-tahu saya. Sudah begitu ternyata ada banyak yang ngantri, bersedia untuk dibarter jatah lauknya. hehe... jadi teman pelanggan barter saya tidak satu-dua orang, tapi lebih dari sepuluh orang yang gantian di hari yang berbeda ^_^ Apesnya adalah bila saat makan, menu lauk ikan laut ini tak diiringi dengan tahu-tempe atau telor karena akhirnya saya hanya bisa pasrah makan nasi dengan sayur saja.

Beberapa waktu setelahnya saya mencoba menjajal makan beberapa ikan laut sedikit demi sedikit selama bertahun-tahun. Hingga kemudian alergi itu lenyap sendiri pada hampir semua ikan laut, kecuali sedikit ikan jenis pindang. Dan alergi yang masih tersisa sungguh sampai detik ini adalah udang dan kepiting. Soalnya susah hilang benar meski sudah bertahun-tahun ditelateni makan udang atau kepiting sedikit demi sedikit...
Jadi buat Anda penggemar udang, Siomay Elsa ini menjadi salah satu yang layak coba. Karena original rasa udangnya. Fresh. Karena jika tidak fresh maka gatal-gatal alergi saya tersebut sedikit atau bahkan tidak muncul sama sekali. Ambil contoh, saya sama sekali tak merasakan masalah terkait alergi macam ini bila memakan kerupuk udang. Ada beberapa macam olahan lain dengan bahan baku udang sebagai tambahan dimana saya juga tak merasakan alergi, entah mengapa. Mungkin kandungannya yang sangat sedikit atau udangnya telah melalui proses pengolahan lain. Ternyata rasa alergi dan gatal saya bisa untuk detektor udang pada Siomay Elsa ^_^
Pak Evan yang sekaligus pengarang buku Stupid Marketing juga menambahkan bahwa Siomay Elsa ini adalah handmade, buatan tangan. Jadi citarasanya pasti terjaga, apalagi dibuat dengan sukacita. Karena konon suasana hati bisa juga berpengaruh pada rasa makanan... terlebih lagi: kelahiran Siomay Elsa ini berangkat dari hobi memasak. Bagaimana hati tidak senang jika melakukan suatu hobi apalagi yang menghasilkan?

Dan saya tentunya tak ingin melewatkan cemilan macam ini waktu ngumpul gayeng (=berkumpul akrab) sambil Grebek bersama KPK yang selalu ada acara makannya. Apalagi ditambah dengan Siomay Elsa yang pas benar di lidah ini. Rasa gatal yang samar muncul di bibir pun agaknya ditahan sedikit meski imajinasi yang berkembang dalam kepala, bibir ini rasanya berubah lebih tebal. hehehe... Mungkin sementara menghindar kaca spion dulu :D.

Coba tebak apa anehnya dari review saya ini?
Keanehannya adalah minimnya foto jepret makanan dari saya pribadi yang terlalu antusias untuk memakan segera Siomay Elsa ini. Hingga sadar Siomaynya sudah tinggal satu. Hehehe...
Setelah habis semuanya... eh ternyata masih ditawari satu lagi. Ya sudah apa boleh buat, kunyah lagi... karena rasa Siomaynya memang enyakk....
Tapi, sewaktu kembali ke kantor dan waktu berjalan satu jam sejak berpisah dari Siomay Elsa ini... terasa benar gatal-gatal di leher saya sehingga saya pikir mungkin akan bisa hilang bila digelontori air*. Kata seorang teman, ya itu soalnya kebanyakan makan Siomaynya... hehehe... Yah, mungkin untuk meminimalisir rasa tersiksanya, khusus untuk saya boleh dicoba beli setahun sekali saja deh ^_^. Sukses buat Siomay Elsa.

Pemesanan bisa menghubungi:
cp: Evan Linando
phone. +6281 3582 66898
PinBB. 767FBE89
email. evanlinando@gmail.com
facebook. Siomay Elsa
instagram. @SiomayElsa

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun