Mohon tunggu...
F. I. Agung Prasetyo
F. I. Agung Prasetyo Mohon Tunggu... Ilustrator - Desainer Grafis dan Ilustrator

Cowok Deskomviser yang akan menggunakan Kompasiana untuk nulis dan ngedumel...

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Adakah yang "Kutu Loncat" seperti Saya?

26 November 2019   09:04 Diperbarui: 26 November 2019   21:23 611
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pekerjaan. Sumber: Pixabay.com

Ini adalah pekerjaan dimana saya sering terlibat perselisihan juga dengan si bos. Meski saya mencoba bertahan karena ingin 'dianggap loyal' karena sering melompat berganti pekerjaan.

Saya beberapa kali membantu pekerjaannya, tapi tidak sebaliknya (karena ukuran gambar rendering tidak cukup besar untuk dicetak dengan ukuran besar di digital printing, jadi untuk satu motif desain pernah saya buat ulang di Adobe Illustrator). Tak ada imbal-baliknya karena kerepotan saya pun harus 'saya makan' sendiri.

Bisa dikata, pekerjaan ini saya bertahan cukup lama. Hampir 5 tahun. 

Pekerjaan O
Nyemplung digital printing lagi. Dan selain kerjanya hingga tengah malam atau menjelang pagi, gajinya dicicil juga meski tidak besar. Ini yang membuat saya keluar lagi. Khawatir depresi saya kambuh.

Pekerjaan P
Salah satu pekerjaan saya di luar grafis yang pernah dijalani saat saya terpikir apakah bisa bekerja di luar grafis jika fisik saya sudah tidak mendukung (bidang grafis butuh indera mata yang prima dan normal).

Saya berposisi sebagai kurir dari perusahaan ekspedisi, dan harus berutang ke adik saya (uang saya tidak mencukupi pasca sebulan jobless dan melamar kerja sana-sini, selain sebelumnya dipinjam bapak saya sebagai biaya pasca pengobatan) untuk biaya hidup bulan pertama serta kedua.

Bulan pertama masih belum menghapal area dan lingkup kerja, jadi sangat lambat. Itu pun juga karena seminggu dalam suasana Lebaran yang mengakibatkan perhentian truk delivery (untuk jalur prioritas pemudik) dari luar kota. Yang efeknya penurunan paket yang harus diantar. 

Padahal gaji pokok masih belum dihitung karena masih di awal, belum diangkat menjadi sprinter. Jadi secara keseluruhan masih dihitung perpaket.

Di bulan kedua, orangtua bilang ingin saya melanjutkan usaha toko jika saya 'gagal di luar'. Saya tidak mengiyakannya untuk saat itu karena saya masih butuh uang untuk kebutuhan saya, lagipula saya berpikir jika masih mempunyai utang yang belum terbayarkan.

Lalu saya mendapat cerita jika adik saya mempunyai pacar dan bakal menikah tahun depan. Saya kaget, di sisi lain saya dipindah tempat kerja memasuki bulan keempat. Saya anak laki-laki sendiri saat ini, dimana saudara saya dua-duanya perempuan yang saya pikir bakal mengikuti suaminya.

Jadi kemudian saya memutuskan resign dari pekerjaan tersebut (mengikuti apa yang dibilang orangtua) dan berniat meneruskan usaha di rumah, meski di tengah jalan pun ada masalah runyam lain yang baru seorang Kompasianer yang tau...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun