Mohon tunggu...
F. I. Agung Prasetyo
F. I. Agung Prasetyo Mohon Tunggu... Ilustrator - Desainer Grafis dan Ilustrator

Cowok Deskomviser yang akan menggunakan Kompasiana untuk nulis dan ngedumel...

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Melihat Pameran Kain Tradisional di Museum Mpu Tantular

17 Juni 2014   21:48 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:21 555
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selain melukis di bentangan kain yang panjang, terlihat pula anak-anak yang membatik dengan media kain yang lebih kecil. Ketika saya iseng bertanya kepada beberapa anak, apakah membatik itu sulit? Ternyata seorang gadis kecil menimpali, "Wah iya mas... sulit. Soalnya butuh ketelatenan dan ketelitian." Ya udah, diteruskan lagi ya dek, biar lebih berkonsentrasi dalam mengerjakannya. hehehe...

Tapi tak lama kemudian saya beranjak dari situ, karena aroma bahan membatik ini sepertinya membuat saya sedikit mual. Seorang guru berkata kalau melukis kain panjang diadakan dua hari awal pameran, yaitu tanggal 16 dan 17 Juni 2014, sedangkan kalau membatik hanya diadakan sehari saja, pada saat pembukaan pameran, tanggal 16 Juni 2014. Ternyata peraturan untuk tiap sekolah tidaklah sama. Berdasarkan beberapa keterangan yang saya himpun dari beberapa guru, ada sekolah yang membebaskan siswa-siswinya yang ingin ikut berpartisipasi, namun dibatasi. Namun di lain sekolah, mereka yang ingin ikut ditentukan dari sekolah siapa yang suka kesenian dan melukis. Begitu pula dengan pembagian siswa-siswi mana yang ingin membatik, atau ingin melukis. Mungkinkah ini berpengaruh pada hasil akhir yang didapat, untuk menaikkan imej suatu sekolah? Entahlah, yang jelas, setiap siswa-siswi mempunyai imajinasi dan kreativitas yang berbeda, terlihat dari hasil akhir corat-coret mereka. Menurut penilaian saya, beberapa anak memang mempunyai bakat seni yang tinggi dan komposisi warna yang dihasilkan cukup bagus untuk ukuran anak-anak. Namun saya tidak tahu pula, apakah setiap komposisi warna itu terbentuk dari imajinasi anak-anak itu secara mandiri dan bebas atau berdasarkan pengarahan dari guru yang selalu mengawasi di sekitarnya.

Pameran kain tradisional ini sendiri diadakan mulai pada tanggal 16 - 20 Juni 2014. Dan untuk mereka yang tidak sempat melihat pada kesempatan ini, bisa menunggu waktu sampai pameran pada tahun berikutnya di Manado, Aceh serta Papua. Ini menurut salah seorang sumber dari perwakilan museum di NTB. Selain kain-kain yang dipamerkan di dalam gedung, terdapat pula di pelataran beberapa booth yang menjual kain batik dan produk garmen. Namun ada pula yang berjualan makanan misalnya kopi produk UKM.

Berikut adalah daftar 34 museum (nasional dan khusus) yang berpartisipasi dalam Pameran kali ini:
A. Sumatera
Museum Negeri Aceh,
Museum Negeri Sumatera Utara,
Museum Negeri Sumatera Barat "Adityawarman",
Museum Siginjei Prov. Jambi,
Museum Negeri Bengkulu,
Museum Negeri Prov. Sumatera Selatan "Balaputra Dewa",
Museum Sriwijaya Sumatera Selatan,
Museum Daerah Sang Nila Utama Prov. Riau,
Museum Negeri Prov. Lampung "Ruwa Jurai",

B. Jawa
Museum Nasional Jakarta,
Museum Sejarah DKI Jakarta,
Museum Tekstil DKI Jakarta,
Galeri Batik Yayasan Batik Indonesia,
Museum Negeri Sri Baduga Prov. Jawa Barat,
Museum Batik Pekalongan,
Museum Negeri Prov. Jawa Tengah "Ranggawarsita",
Museum Negeri Sonobudoyo DI Yogyakarta,
Museum Negeri Mpu Tantular Prov. Jawa Timur,

C. Kalimantan
Museum Negeri Prov. Kalimantan Timur "Mulawarman",
Museum Prov. Kalimantan Barat,
Museum Balanga Kalimantan Tengah,
Museum Lambung Mangkurat Prov. Kalimantan Selatan,

D. Sulawesi
Museum Negeri Prov. Sulawesi Utara,
Museum Negeri Prov. Sulawesi Tenggara,
Museum Negeri Prov. Sulawesi Tengah,
Museum Daerah Mandar Kab. Majene Sulawesi Barat,
Museum Prov. Sulawesi Selatan "La Galigo",

Museum Bali,
Museum Negeri Prov. NTB,
Museum Negeri Prov. NTT,
Museum 1000 Moko Kabupaten Alor NTT,
Museum Negeri Prov. Maluku "Siwa Lima".
Museum Negeri Prov. Papua,
dan
Dinas Kebudayaan & Pariwisata Kab. Sarmi - Papua.

Jember Fashion Carnival 13: Triangle


Di bawah bentang spanduk raksasa tentang Pameran Kain Tradisional, saya mendapati tiga orang dengan gaun yang fantastis. Rupanya panitia Jember Fashion Carnaval 2014 ikut berpromosi dan support disana dengan menempatkan tiga icon mereka. Tema gaun yang dikenakan ini merepresentasikan kekayaan di Indonesia: Tribe/Tribal yang mewakili keanekaragaman suku, Forest yang mewakili keanekaragaman hayati, dan satunya Ocean yang mewakili keanekaragaman di bawah laut. Menurut seorang wanita cantik yang merupakan salah satu penggiat karnaval, Ayundavira Intan (mengaku bernama 'Intan' waktu berkenalan, tapi lengkapnya ketahuan waktu transfer file teaser JFC13 via blutooth laptop ^_^) JFC merupakan perhelatan Karnaval no 4 terbesar dunia. Dengan karnaval Rio (Brazil) menempati urutan pertama. Dia menambahkan, sebesar-besar karnaval Rio yang telah berlangsung ratusan tahun, tentunya diawali dengan kapasitas yang kecil dulu. Dan bagaimanapun besarnya, Jember tetaplah adalah kota kecil. Saya rasa kata-katanya menyiratkan gaung yang akan diperoleh sepanjang perhelatan karnaval ini. Wah... kog berasa sedikit pesimis, pikir saya. Jangan begitu dunk...hehehe. Entahlah mungkin maksudnya lain. Menurut saya, sebuah kota kecil justru menarik dari sisi nilai 'tradisional'nya, lebih dari kota besar yang banyak dihiasi beton-beton dan bangunan-bangunan yang umum terlihat di berbagai kota besar dunia. Kalau tidak, mengapa bule dan wisatawan asing rela blusukan ke daerah terpencil hanya untuk melihat kehidupan tradisional masyarakatnya? Pun, karnaval seperti Rio (sepanjang yang saya tahu) berkembang besar karena berkaitan dengan keagamaan yang mayoritas dianut oleh negeri Brazil.

Oke, buat yang ingin melihat teasernya disini. Terlalu besar dan berat kalau saya harus mengunggah file yang dikopinya ke laptop saya. Kesan pertama yang bisa diambil dari melihat teasernya: sangat profesional. Festival JFC ini sendiri adalah yang ke-13, dan pada tahun ini mengusung tema Triangle. Masih berkaitan dengan penjelasan mbak Intan, Triangle ini bermakna hubungan manusia dengan alam dan hubungan manusia dengan penciptanya. Jadi bukan Iluminati lho... buru-buru dia menambahkan. Perhelatan JFC akan diadakan tanggal 20-24 Agustus 2014 dan ada 6 propinsi (daerah) lain yang juga akan berpartisipasi dan berparade di sana, dibawah Asosiasi Karnaval Indonesia yang dinaungi oleh Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Diantaranya adalah Bali, DKI (Jakarta),  Jawa Tengah yang diwakili Solo, Kalimantan Timur (Tenggarong), Kepulauan Riau, dan Bangka Belitung. Sedangkan untuk propinsi lain masih dalam waiting list dan baru bisa ikut karnaval tahun depan. Salah satu tema yang diangkat adalah Tambora yang memperingati 200 tahun Gunung Tambora. Ada pula busana tema Winter, Spring, Summer dan Autumn. Karena trend yang diusung tidak melulu lokal, dan media yang meliput tidak hanya lokal tapi juga media internasional. Dan Pilot Projectnya sendiri adalah Wonderful Archipelago pada tanggal 23 Agustus 2014. Bila yang ingin melihat gegapgempitanya bisa mengakses www.jemberfashioncarnaval.com.

Ketiga icon tadi hanya tampil sehari yaitu pada saat pembukaan Pameran Ragam Kain Tradisional ini saja (16 Juni 2014). Masuk akal, karena dunia Fashion (atau karnaval) berkaitan dengan Kain dan nuansa tradisional yang sekarang dipamerkan. Bila diperhatikan dari dekat, detil dan kerumitan gaun-gaun dan kostum tersebut bisa diacungi jempol. Sangat mencengangkan dan serasa berasal dari proses imajinasi tingkat tinggi. Menurut mbak Intan, kostum tersebut dikerjakan mandiri seluruhnya tanpa bantuan sponsor, ataupun Pemda Jember. Ini akan menekan ongkos lebih murah. Pemda Jember hanya membantu dari segi perijinan dan tempat. Sangat menarik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun