Mohon tunggu...
F. I. Agung Prasetyo
F. I. Agung Prasetyo Mohon Tunggu... Ilustrator - Desainer Grafis dan Ilustrator

Cowok Deskomviser yang akan menggunakan Kompasiana untuk nulis dan ngedumel...

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Melihat Pameran Kain Tradisional di Museum Mpu Tantular

17 Juni 2014   21:48 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:21 555
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Entah mengapa pada hari itu (16 Juni 2014) saya ingin sekali berkunjung ke Museum Mpu Tantular setelah sekian lama museum ini 'pindah kota' dari kawasan jl. Darmo-Diponegoro Surabaya ke kawasan Buduran, Sidoarjo. Selain disebabkan pengen ngirit: mumpung lagi di jalan dan dekat dengan tujuan semula: membayar pajak kendaraan di SAMSAT Sidoarjo. Dan karena, saya merasa sudah lama sekali tidak berkunjung ke galeri edukasi satu ini. Jadi sepulang membayar pajak tahunan itu (dari pusat Kota Sidoarjo), saya mengambil jalan sempit di sisi kiri jembatan layang. Setelah dua kali melewati belantara tiang-tiang pancang beton di bawah jembatan layang (karena jalannya memutar di bawahnya), saya menuju tempat parkir museum ini. Tak dinyana, ada petugas datang menghampiri, "Kalau motor lewat lurus terus belok kiri mas..." Oh, baru tau. Jadinya saya lewat samping museum, dari sisi parkir motor.

Pintu masuk dari arah parkiran motor

Begitu masuk pelataran museum, saya melihat keramaian yang tidak biasa: ada ratusan anak sekolah dari berbagai kecamatan di Sidoarjo sedang asyik melukis kain yang membentang (sepanjang 500 meter kalau melihat informasi spanduknya). Ternyata Museum Mpu Tantular ini sedang punya gawe: yaitu mengadakan "Pameran Nasional Pesona Ragam Hias Kain Tradisional Nusantara 2014". Dan anak-anak tadi ikut berpartisipasi meramaikan pembukaan di ajang pameran yang menurut seorang petugas museum (Bp. Sadari) diadakan setahun sekali bergilir di 34 museum di Indonesia. Menurut beliau, acara ini sendiri baru diadakan kali pertama di museum Mpu Tantular ini. Dan kehadiran anak-anak tentunya mempunyai maksud: menumbuhkan kesenian dan kecintaan generasi muda terhadap warisan budaya tradisional.

1402987043972798662
1402987043972798662
14029873941845045889
14029873941845045889
14029877011314037293
14029877011314037293
Beberapa disekat-sekat per-anak, tapi ada juga yang mencoret seenaknya tanpa batas.

1402987559374693357
1402987559374693357
keris mpu gandring ^_^

1402987111383573429
1402987111383573429
Konsentrasi

1402987256830943285
1402987256830943285
"Mbatik itu susah mas..."

1402987800764730795
1402987800764730795

Hasil lukisan dipajang (atau dijemur?) seperti ini...

1402987960462065621
1402987960462065621

Hasil dari membatik sedang dijemur

14029871751170469172
14029871751170469172
Banner Pameran

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun