Mohon tunggu...
Kemal Jam
Kemal Jam Mohon Tunggu... Freelancer - Belajar Menulis dan Mengamati sekitar.

Mengamati apa yang nampak, dan menggali apa yang tak nampak. Kontak langsung dengan saya di k3malj4m@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Jadi Ibu Rumah Tangga Itu Super

21 Juni 2019   10:00 Diperbarui: 21 Juni 2019   10:48 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: diedit dari pixabay

Ketika Anda berkenalan dengan seseorang yang menyatakan pekerjaannya ibu rumah tangga apa yang Anda pikirkan? Mungkin biasa saja sama dengan memandang profesi lain pada umumnya.  

Tetapi ada sebagian orang yang memiliki pikiran seperti, "ibu rumah tangga itu lemah, hanya bisa ngandalin duit suami, tidak produktif, bisanya hanya menghabiskan uang, dll." 

Di tambah dengan pemahaman tradisi peran jender di masyarakat yang mana perempuan tugasnya seputar dapur, merawat anak dan melayani suami, semakin melengkapi sakit hati para ibu rumah tangga.

Keadaan direndahkan, jahat nan menyayat hati itu semakin parah karena tidak sedikit suami-suami yang ikut berpandangan demikian. Apabila Anda adalah suami yang seperti itu,  sebaiknya Anda pertimbangkan kembali pikiran Anda itu, karena tidak semua yang Anda pikirkan itu benar. 

Coba sesekali Anda mencoba menyelami bagaimana mereka menjalani harinya ketika Anda bekerja, atau mungkin Anda mau melakukan penelitian dengan betukar peran dengannya, alias langsung mencoba menjalani kesehariannya. Dan saya yakin pandangan Anda akan berbeda.

Tulisan ini hanya ingin menceritakan hikmah dari pengalaman menjadi full-time bapak rumah tangga selama beberapa hari pasca lebaran.

Sebelum masuk, perlu saya tegaskan bahwa tulisan ini tidak bermaksud mau ikut-ikutan berpolemik diantara para emak-emak tentang mana yang lebih juara antara Ibu Rumah Tangga dan Ibu Bekerja, karena bagi saya itu hanyalah pilihan jalan tiap keluarga sesuai kondisi masing-masing. Jadi saya berharap tulisan ini tidak dijadikan bahan untuk berpolemik ke arah sana.

ART, IRT dan BRT

Pengalaman saya ini berawal dari Asisten Rumah Tangga (ART) kami yang meminta izin mudik dengan durasi lebih lama dari libur lebaran biasanya. Dengan mempertimbangkan kerjanya selama ini ia sering memilih masuk saat hari libur nasional, ditambah lagi zaman sekarang susahnya mencari ART yang loyal, cerdas dan cekatan, sehingga demi mempertahankannya kami sepakat untuk mengijinkannya.

Sebenarnya saya dan istri sudah terbiasa apabila tidak ada ART membagi semua pekerjaan rumah tangga bersama-sama. Tetapi karena durasi mudik ART ini tidak seperti biasanya, akhirnya saya yang harus rela menjadi full-time bapak rumah tangga sementara istri sudah masuk kerja dan ART belum datang. 

Saya terpaksa melakukannya karena pekerjaan saya lebih fleksibel dibandingkan istri. Apalagi kami punya putri yang masih 2 tahun yang tidak bisa dibiarkan begitu saja di rumah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun