"Aku tidak tahu. Entahlah. Mungkin saja begitu. Tapi aku juga bukan tipe orang yang akan jatuh cinta pada pandangan pertama. Mungkin saja sihir dongeng Cinderella sedang bekerja padaku. Bukankah pangeran dalam dongeng itu menemukan cinta sejatinya yakni Cinderella. Â Siapa tahu aku bisa seberuntung dia. Karena itu aku tertarik untuk mencari tahu. Kurasa tidak ada seorang pangeran pun yang sanggup menolak pesona Cinderella!" kata Ivan dengan jenaka.
Erick tertawa kecil.
"Yah...kalau demikian aku berharap kau bisa menemukan caranya tanpa menimbulkan skandal"
Ivan kembali menekuni map di tangannya,
"Tenang saja. Menurut perkiraanku, gadis itu adalah tamu undangan kerajaan dan bukan teman-temanmu"
"Dari mana kau tahu?" tanya Erick heran.
"Karena dia mengenakan gaun dan topeng. Bukan kostum penyihir, badut, petani ataupun..." Ivan menatap Erick dan tersenyum, "...teroris"
Wajah Erick spontan berubah jengkel,
"Ya..ya..ya! Aku mengerti apa maksudmu!" Erick mendengus kesal, "Huh... katanya tidak akan dipermasalahkan, tapi nyatanya!"
Ivan tertawa kecil dan kembali asyik mengamati map. Sementara Erick kembali meraih sepatu itu dan menelitinya dengan seksama. Tak lama Ivan tiba-tiba menutup map di tangannya dengan wajah kesal. Ia melemparkan map itu dengan kasar ke atas meja,
"Sial! Bagaimana aku bisa tahu siapa diantara mereka yang berambut panjang. Seharusnya Pak Harun menyertakan foto mereka!" keluhnya jengkel.