Mohon tunggu...
Murni KemalaDewi
Murni KemalaDewi Mohon Tunggu... Novelis - Lazy Writer

Looking for place to write

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Pemberontakan Cinderela

22 Mei 2019   07:09 Diperbarui: 22 Mei 2019   07:13 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

DURI LANDAK VII

Di Hotel Giant International malam tampak pengawalan sangat ketat. Beberapa petugas kepolisian bersama dengan para pengawal kerajaan terlihat memeriksa setiap tamu yang masuk. Mobil-mobil mewah satu persatu memasuki halaman hotel itu. Para tamu undangan kerajaan keluar dari mobil dengan anggun, mengenakan pakaian resmi dan topeng di wajah mereka masing-masing.

Sementara di sisi lain terdapat pemandangan berbeda. Di sana pemeriksaan sedang berlansung terhadap seekor ayam?! Hehehe... ternyata itu hanyalah kostum yang dikenakan salah seorang murid di sekolah Erick. Di belakangnya berbaris murid-murid lain yang ikut antri mengenakan kostum penyihir, kostum Pooh, kostum bajak laut hingga kostum petani. Mereka menyiapkan kartu pelajar di tangan mereka yang menjadi syarat untuk memasuki hotel itu. Selain diperiksa oleh para pengawal kerajaan dan pihak kepolisian, Pak Disiplin dan beberapa guru di sekolah Erick, juga terlihat berjaga ditempat pemeriksaan untuk mengkonfirmasi setiap murid yang memasuki hotel.

Di dalam hotel, pesta sudah mulai berlansung. Pemandangan berbeda antara para tamu undangan kerajaan dan murid-murid sekolah Erick tampak sangat kentara. Para tamu undangan kerajaan tampak saling berbisik menatap kostum aneh murid sekolah Erick, sementara teman-teman sekolah Erick malah asyik menikmati pesta sambil menikmati makanan yang dihidangkan.

Supardi (teman sekelas Erick) yang mengenakan kostum petani, terlihat sibuk menambah isi piring kue untuk yang ke 3 kalinya. Dua orang tamu undangan kerajaan yang ada di sebelahnya menatapnya dengan pandangan mencemooh,

"Wah, kostum kamu bagus juga?" ejek salah seorang dari mereka.

"Bener nih! Beli dimana ya kira-kira?! Jangan-jangan di tukang loak!" ejek tamu lainnya.

Kedua tamu itu tertawa penuh ejekan.

Supardi menatap kedua orang itu dengan wajah polos sambil tersenyum,

"Terima kasih, Mas. Tapi maaf, ini mah bukan kostum. Ini memang pakaian saya sehari-hari." katanya. Supardi kemudian menatap tamu satunya lagi dengan wajah antusias, "Mbak benar loh! Baju ini memang dibeli ibu saya di tukang loak. Kok mbak bisa tahu ya? Aaa... Mbak  pasti juga langganan baju di sana ya?" tanyanya penuh harap.

Kedua tamu itu hanya bisa bengong mendengar jawaban Supardi.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun