Mohon tunggu...
kelvin ramadhan
kelvin ramadhan Mohon Tunggu... Freelancer - Sleepy man

Kaum burjois jogja | Bertekad minimal sekali sebulan menulis di sini | Low-battery human| Email : Kelvinramadhan1712@gmail.com |

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Andai Ibu Kos se-Yogya Raya Bersatu menjadi Nasabah Bank Sampah

30 Desember 2019   16:18 Diperbarui: 31 Desember 2019   02:55 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi tumpukan sampah | (KOMPAS.com / GARRY ANDREW LOTULUNG)

Daftar Harga Sampah di Bank Sampah. Sumber: banksampah.id
Daftar Harga Sampah di Bank Sampah. Sumber: banksampah.id
Biasanya, setiap tiga bulan nasabah bank sampah mengambil keuntungan moneter dari tabungan sampahnya. Ada yang langsung diambil, ada juga yang ditabung sampai nominalnya kelihatan cukup banyak baru kemudian diambil.

Takzim saya memuncak lagi, tak kala si mbaknya dengan bangga mengatakan bahwa Bank Sampah Gemah Ripah adalah bank sampah pertama yang pertama kali ada di bumi manusia ini, tepatnya pada tahun 2008. Menjadi pelopor bagi hampir 7500 bank sampah yang eksis hingga kini (BPS). 

Bodohnya saya adalah ke mana saja hidup selama ini baru mengenal bank sampah lebih dari satu dekade pasca pertama kali berdiri, itu pun karena kebetulan diajak kawan.

Wawancara berakhir, saya bergegas pulang. Mbaknya tersenyum kepada saya, mungkin maksudnya kepada kawan saya. Wawancara di tengah panas terik matahari meninggalkan beribu tamparan tak kasat mata kepada pipi ini. Entah mengenai sampah yang biasanya saya buang secara serampangan itu harusnya dipilah terlebih dahulu supaya bisa dimanfaatkan hingga ternyata sampah bisa menambah uang jajan saya tiap bulannya. Asli mindblowing pikir saya. Dari yang terbuang menjadi uang. Sekalian meningkatkan kesadaran mengenai masa depan lingkungan sekitar. 

Nah, pengetahuan mengenai bank sampah ini yang kemudian coba saya bentrokkan dengan kegelisahan saya melihat banyaknya kos-kosan di Yogya yang kebingungan mengurusi sampah para penduduknya. Ujungnya pasti dibuang ke TPA dan tidak memberikan eksternalitas yang positif sama sekali. 

Hasil bentrokkan di antara kegelisahan dan pengetahuan itu memunculkan ide, yakni bagaimana jika ibu-ibu kos selaku pengurus kos-kosan mencoba mendaftar menjadi nasabah bank sampah.

Saya ingat juga perkataan mbak si pengelola Bank Sampah Gemah Ripah bahwa dari beribu kos-kosan di daerah DIY hanya satu yang menjadi nasabahnya. Padahal tersedia pelayanan antar jemput sampah langsung dari bank sampahnya.

Ditambah fakta bahwa terdapat kurang lebih 800 bank sampah yang tersebar di seluruh Yogya. Pastinya jumlah bank sampah yang cukup banyak akan memudahkan proses pengangkutan dan menekan biaya transportasinya.

Saya kalkulasikan kemungkinan-kemungkinan ini. Kesimpulannya adalah ibu kos menang banyak (saya jamin 100% nggak ada rugi-ruginya) kalau bersedia menjadi nasabah bank sampah.

Pertama, ibu kos bisa mendapati lingkungan kos-kosannya bersih, tentunya dengan membuat peraturan tentang pilah-memilah sampah yang wajib ditaati penduduknya.

Kedua, kesadaran manusia-manusia kos tentang lingkungan akan semakin meningkat seiring adanya agenda pilah-memilah sampah itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun