Mohon tunggu...
Jordi Arfito
Jordi Arfito Mohon Tunggu... Desainer - mahasiswa

M. Fadil Yumna Syaza Kani Putri Atikah Dwi Fadhillah Dyah Sari Ningrum

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peluang dan Tantangan Lembaga Keuangan Syariah

20 November 2019   01:43 Diperbarui: 20 November 2019   02:09 1834
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Lembaga Keuangan Syariah memiliki prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan dan keuangan yang didasari dengan fatwa oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam penetapan fatwa di bidang syariah. Di bandingkan negara-negara tetangga, Indonesia memang tergolong lebih lambat dalam mengembangkan lembaga keuangan syariah.

Disebutkan dalam surah Ali Imran: 104 yang artinya:

"Dan hendaklah kamu adakan sekelompok orang (lembaga), yang berfungsi untuk mengajak kepada kebaikan, mengajak berbuat baik dan mencegah kemungkaran. Mereka itulah orang-orang yang beruntung." (QS. Ali Imran: 104).

Perkembangan pesatnya diawali dengan berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) pada tahun 1991 dan beroperasi secara efektif pada tahun 1992, Dilihat dari pencapaian Indonesia yang berhasil menyabet peringkat pertama dalam pasar keuangan syariah global.

Director General of Cambridge IIF Humayon Dar menuturkan bahwa terdapat beberapa faktor yang mendorong melesatnya posisi Indonesia seperti perkembangan regulasi yang diikuti oleh peningkatan ekosistem industri perbankan dan keuangan syariah.

"Dukungan politik yang kuat dari pemerintah dan juga potensi besar yang ditawarkan ekonomi syariah Indonesia meningkatkan posisi Indonesia," Director General of Cambridge IIF Humayon Dar, 2019.

Mayoritas Penduduk Indonesia yang kebanyakan memeluk agama islam merupakan salah satu peluang berkembangnya Perbankan Syari'ah di Indonesia. Selain itu Fatwa bunga Bank, penerapan ekonomi islam yang meluas dan berdirinya sekolah tinggi ekonomi Islam juga merupakan peluang perbankan syariah di Indonesia.

Masyarakat yang menganut agama islam akan bertebaran melaksanakan aktifitas ekonominya dan tentunya mengikuti fatwa fatwa Lembaga keuangan Syariah dan secara berkelanjutan akan membantu perkembangan ekonomi islam di Indonesia.

Di Indonesia juga mulai banyak yang mendirikan berbagai fasilitas pendidikan syariah, contohnya ialah Universitas Jambi juga ikut serta membantu pengembangan ekonomi islam dengan membuat Jurusan Ekonomi Islam di FEB

Walaupun dengan segala Keunggulan yang dimiliki Lembaga keuangan Indonesia untuk pengembangannya seperti yang disebutkan sebelumnya, terdapat juga beberapa tantangan yang harus dihadapi.

Pengembangan kelembagaan dalam perbankan Syari'ah dapat dikatakan belum terlalu mapan. Masih ada beberapa hal yang perlu dibenahi, terutama dalam hal manajemen, tugas dan wewenang, peraturan, dan struktur keorganisasian. Hubungan antara Bank Konvensional dengan unit Syari'ahnya juga perlu diperjelas agar kedepannya lebih sinergis.

"Ada beberapa hambatan yang membuat bank syariah lambat berkembang di Tanah Air. Di antaranya itu adanya ketidak selarasnya visi dan koordinasi antarpemerintah dan otoritas. Kemudian, perbankan syariah belum memiliki modal yang memada" ujar Chairman Indonesia Halal Lifestyle Center Sapta Nirwandar, 2018.

Faktanya, masih banyak masyarakat yang belum mengetahui secara 'utuh' mengenai Perbankan Syari'ah. Sehingga perlu diadakan sosialisasi maupun promosi yang semenarik mungkin agar dapat menarik perhatian para masyarakat di Indonesia.

"(Keuangan syariah) Sekarang ini yang bisa diwujudkan masih sangat jauh dari potensinya. Bisnis halal masih belum dipahami apalagi dikembangkan. Bisnis halal dipahami secara sempit terkait makanan halal padahal bisnis halal jauh lebih luas daripada sekadar makanan dan minuman. Demikian juga dengan keuangan syariah" tutur Piter, Direktur Riset Center of Reforms on Economics (Core) Indonesia.

Kondisi demikian, menurut Piter menjadi PR pemerintah bagaimana bisa melakukan sosialisasi terhadap masyarakat tentang keuangan syariah secara masif.

"Tantangan bagi pemerintah dan otoritas untuk lebih meningkatkan pemahaman dan mendorong bisnis halal dan keuangan syariah" kata Piter.

Tidak terelakkan, masih ada masyarakat yang memandang perbankan Syari'ah dengan senyum sinis. Terjadi mis-persepsi, seolah Bank Syari'ah itu ekslusif (hanya untuk orang islam) sistem bagi hasil yang kurang menguntungkan dan susah prosesnya. Hal itu tentu menjadi tantangan besar bagi Bank Syari'ah untuk mengubah pemikiran masyarakat yang memiliki mindset seperti itu.

Selain itu Jumlah kantor syari'ah yang beroperasi masih terbilang sangat minim dan berbagai masalah lain seperti Perbankan syari'ah yang masih perlu terus meningkatkan kualitas pelayanannya juga menjadi tantangan yang dihadapi dalam Pengembangan ekonomi syariah di Indonesia

Menurut uraian diatas peluang bank syariah di Indonesia cukup menjanjikan dikarenakan mayoritas di Indonesia beragama Islam jadi jika memang masyarakat islam mengikuti syariahnya maka pastilah nanti ekonomi islam di Indonesia ikut berkembang seiring waktu

Disamping segala peluang yang dimiliki, tantangan yang dihadapi tidak dapat dianggap remeh, memang pemerintah memberikan dukungan politik yang besar namun dalam hal keseriusannya pemerintah tidak terlalu memprioritaskan bank syariah karena masih banyaknya masyarakat yang menganggap bahwa bank syariah hanya diperuntukkan untuk orang yang beragama islam saja, sehingga pemerintah hanya berfokus pada pengembangan bank konvensional saja

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun