Mohon tunggu...
Travel Story

Pulau Osi Eko Wisata di Maluku

23 Maret 2017   21:40 Diperbarui: 23 Maret 2017   21:45 1841
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

PULAU OSI

Tercatat dalam waktu 3 bulan belakangan ini banyak wisatawan yang sengaja berlibur ataupun menyelesaikan perjalanan dinasnya di Kota Ambon Maluku mulai ingin merasakan keindahan pulau Osi di Kabupaten Seram Bagian Barat Provinsi Maluku, dan rela mengeluarkan uang lebih banyak hanya untuk melihat dan membuktikan bahwa Pulau Osi menyimpan banyak pesona yang dapat memanjakan mata. 

Bagi yang menggemari travelling hal ini bukanlah menjadi sebuah masalah, karena para travellers akan menikmati banyak pesona wisata baru yang dapat dijadikan pengalaman seumur hidupnya. Pulau Osi merupakan pulau kecil yang dihuni oleh masyarakat yang hampir 90 persen berasal berasal dari Sulawesi Tenggara (Buton) yang rata-rata bermata pencaharian sebagai nelayan. 

Laut di sekitar Pulau yang seluas kurang lebih 9 hektar ini memiliki potensi perikanan yang cukup besar, khususnya ikan jenis damersal yaitu ikan yang habitatnya berada di dasar laut seperti ikan Kerapu (Orang Ambon menyebutnya dengan ikan Garopa), Ikan Bobara (Untuk masyarakat di pulau jawa mengenalnya dengan istilah ikan Kuwe), Ikan Kakap, Ikan Bawal, dan banyak jenis ikan damersal lainnya termasuk Ikan Napoleon yang memiliki nilai jual tinggi, konon harganya mencapai Rp. 1 juta per kilogramnya, maka tidaklah heran jika penduduk disini menggantungkan hidupnya dari hasil laut yang melimpah.  

Secara geografis letak pulau Osi, di sebelah utara berbatasan langsung dengan Dusun Tanjung Kawah, sebelah selatan dengan Dusun Wael, sebelah timur dengan Dusun Pelita Jaya dan sebelah barat dengan Pulau Marsegu. 

JARAK TEMPUH KE PULAU OSI

Jarak tempuh menuju Pulau Osi dari Kota Ambon dengan menggunakan kendaran roda empat memakan waktu kurang lebih 4 sampai dengan 5 jam perjalanan darat dan laut. Dari Kota Ambon perjalanan dimulai menuju dermaga penyebrangan Hunimua yang berjarak kurang lebih 45 km atau kurang lebih 1 jam perjalanan. 

Dari Pelabuhan penyebrangan Hunimua kendaraan dan penumpangnya akan menyebrang menuju pelabuhan waipirit di Kabupaten Seram Bagian Barat, Lama penyebrangan memakan waktu kurang lebih 90 menit. Setibanya di Dermaga Waipirit, perjalanan darat akan dilanjutkan kembali menuju Desa Pelita Jaya yang berjarak kurang lebih 60km dengan memakan waktu kurang lebih 90 menit. Setibanya di Desa Pelita Jaya, perjalanan dilanjutkan menuju pintu masuk Pulau Osi yang berjarak kurang lebih 2 km. Di musim penghujan jalan masuk menuju pulau osi akan terlihat becek dan banyak genangan air, menurut penduduk sekitar, Pemerintah akan membangun jalan aspal dalam waktu dekat ini (semoga cepat terealisasi).

Dermaga Penyebrangan Hunimua
Dermaga Penyebrangan Hunimua

EKO WISATA PULAU OSI

Setibanya di pintu masuk Pulau Osi, wisatawan yang menggunakan kendaraan roda empat tidak dapat melanjutkan perjalanannya bersama kendaraannya, karena untuk menuju Pulau Osi, harus melewati jembatan Karel Albert Ralahalu yang terbuat dari Kayu dengan lebar jembatan tidak lebih dari 2 meter sehingga perjalanan dapat dilanjutkan dengan berjalan kaki, namun kami tidak menyarankan anda untuk berjalan kaki karena dapat dipastikan anda akan kelelahan. 

Di pintu masuk pulau Osi terdapat pangkalan ojek, dengan tarif sekali jalan yaitu sebesar Rp. 15.000,- Jembatan kayu ini awalnya Dibangun oleh swadaya masyarakat Pulau Osi sendiri, membentang sepanjang kurang lebih 4 km yang menghubungkan dari satu daratan ke daratan lain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun