Mohon tunggu...
Travel Story

Pantai Lubang Buaya Morela - Maluku Tengah

4 April 2017   21:55 Diperbarui: 5 April 2017   05:30 7764
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Morela merupakan nama dari sebuah desa yang terletak di Kabupaten Maluku Tengah, walaupun sudah berada dalam wilayah administratif Kabupaten Maluku Tengah, namun desa ini masih berada dalam satu pulau ambon, sehingga untuk menuju desa ini, wisatawan dapat dengan mudah tanpa perlu menyebrang laut menggunakan Kapal Ferry atau Kapal Cepat, cukup dengan kendaraan maka anda dapat sampai di desa ini dengan memakan waktu kurang lebih 60 sampai dengan 90 menit dari Pusat Kota Ambon. Desa Morela terkenal dengan kearifan lokalnya yaitu acara tradisi pukul sapu yang rutin diadakan setiap tahun 7 hari setelah perayaan hari raya Idul Fitri.

Selain itu, Desa Morela pun terkenal dengan produksi jus pala nya. Jus Pala Morela diproduksi oleh KUD Tomasiwa dibawah pimpinan Bapak Yasin Sialana, beliau berhasil mengembangkan daging buah pala yang selama ini dibuang menjadi limbah. Buah Pala memiliki nilai jual tinggi pada bagian bijinya, sehingga selama ini masyarakat di desa Morela yang sebagian bermata pencaharian petani Pala membuang daging buah pala yang mereka panen, namun setelah diadakan berbagai eksperimen, penelitian akhirnya Bapak Yasin Sialana melalui KUD Tomasiwa berhasil memproduksi Jus Pala yang telah dicanangkan pemerintah sebagai salah satu produk unggulan Maluku melalui program One Village One Product oleh Kementerian Koperasi dan UKM RI.

jus-pala-ambon-58e3b2a7f296735d2e4a8ced.jpg
jus-pala-ambon-58e3b2a7f296735d2e4a8ced.jpg
Desa Morela yang letaknya di pesisir pantai pun memiliki objek wisata yang cukup indah dan mampu memanjakan mata wisatawan yang berkunjung. Mendengar nama lubang buaya memang cukup mengerikan, karena akan terbersit dalam pikiran kita akan adanya binatang reptilia yang cukup berbahaya, namun tidak usah takut karena dipastikan tidak akan ada buaya disana. Nama Pantai Lubang buaya diambil konon menurut masyarakat sekitar di daerah pantai tersebut hidup seekor buaya putih didalam lubang karang di tepi pantai. Sehingga masyarakat sekitar menamakan daerah tersebut sebagai pantai lubang buaya.

lubang-buaya-6-58e3b2ceb47a61f833cfad12.jpg
lubang-buaya-6-58e3b2ceb47a61f833cfad12.jpg
Keindahan pantai lubang buaya memang belum terlalu banyak didengar oleh wisatawan. Untuk masyarakat Kota Ambon sendiri pun masih banyak yang belum mengetahui keberadaan pantai ini, namun atas inisiatis masyarakat sekitar, maka ditatalah lokasi ini dengan peralatan seadanya agar layak dikunjungi sebagai salah satu objek wisata unggulan di Provinsi Maluku. Pantai lubang buaya hingga saat ini terus didatangi oleh wisatawan yang ingin melihat keindahan bawah laut berupa terumbu karang dan ikan-ikan hias berwarna warni seperti ikan nemo, ikan giru dan lain-lain, sehingga pantai lubang buaya sering dijadikan lokasi snorkling ataupun diving oleh wisatawan yang berkunjung kesana.

lubang-buaya-3-58e3b36cb47a61f333cfad12.jpg
lubang-buaya-3-58e3b36cb47a61f333cfad12.jpg
Masuk ke dalam area Pantai lubang buaya, pengunjung dikenakan tarif masuk sebesar Rp. 2.000,- (dua ribu rupiah) sebagai pengganti biaya pemeliharaan yang dipungut oleh masyarakat desa Morela. Anda pun dapat menitipkan barang bawan anda di warung / kedai di pinggir pantai. Untuk menuju spot diving atau snorkling pengunjung dapat menyewa perahu semang tradisional tanpa mesin dengan tarif Rp. 10.000,- per orang pulang pergi, namun jangan lupa anda membeli makanan ringan seperti biskuit karena ikan hias di pantai ini cukup banyak dan jinak apabila anda memberi makan ikan-ikan tersebut, sehingga kami menyarankan agar anda pun membawa peralatan snorkling sederhana seperti kaca mata dan baju renang. Untuk menuju lokasi wisata ini anda dapat menggunakan jasa sewa mobil kami dengan paket yang sudah kami sediakan. Selamat berwisata.

ARTIKEL LAINNYA

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun