"If you are depressed, you are living in the past. If you are anxious, you are living in the future. If you are at peace, you are living in the present."
"Jika kamu tertekan, kamu sedang hidup di masa lalu. Jika kamu cemas, kamu sedang hidup di masa depan. Jika kamu damai, kamu sedang hidup di masa kini."
--- Tao Te Ching
KUTIPAN di atas merupakan bagian ajaran Taoisme seperti termaktub dalam kitab "Tao Te Ching". Mengajarkan bahwa ketenangan dan kedamaian hanya bisa ditemukan ketika kita sepenuhnya hadir di masa sekarang.
Taoisme menekankan pentingnya hidup selaras dengan aliran alami kehidupan, tanpa terjebak dalam penyesalan akan masa lalu atau kekhawatiran tentang masa depan. Dengan hidup di saat ini, kita dapat merasakan kedamaian yang mendalam, sebagaimana prinsip "wu wei" yang mengajarkan untuk bertindak tanpa paksaan dan mengalir laksana air.
Taoisme
Tao, sebuah aliran filsafat dan agama yang berasal dari Tiongkok, yang mengajarkan kehidupan selaras dengan "Tao" atau "Dao," yang berarti "jalan" atau "prinsip dasar" yang mengatur alam semesta.
Taoisme menekankan pentingnya kehidupan yang alami, spontan, dan seimbang, serta mengikuti aliran hidup tanpa berusaha keras atau memaksakan kehendak. Salah satu konsep inti dalam Taoisme adalah "wu wei", yang berarti bertindak tanpa paksaan atau usaha berlebihan.
Sejarah Taoisme berkembang sekitar abad ke-4 hingga ke-3 SM di Tiongkok. Ajaran ini dipengaruhi oleh pemikiran Laozi (Lao Tzu), filsuf yang dipercaya sebagai pendiri Taoisme. Laozi dikenal melalui kitab "Tao Te Ching" yang mengandung ajaran-ajaran dasar tentang Tao dan cara hidup yang seimbang dan harmonis. Tao Te Ching menekankan ketidakpastian hidup dan bagaimana seseorang harus menghadapinya dengan ketenangan dan kebijaksanaan.
Selain Lao Tzu, tokoh penting lainnya dalam sejarah Taoisme adalah Zhuangzi (atau Chuang Tzu), seorang filsuf yang mengembangkan ide-ide Taoisme lebih jauh dengan menekankan pentingnya kebebasan individu, relativitas, dan pembebasan diri dari norma sosial yang mengekang.
Ajaran Taoisme pada awalnya bersifat filosofis, namun seiring berjalannya waktu, berkembang menjadi sistem kepercayaan yang lebih religius dengan praktik-praktik ritual, pemujaan terhadap dewa-dewa, serta pencarian kehidupan abadi.