1. Buat "Reading Queue"
Reading queue adalah daftar antrean buku yang akan dibaca, mirip seperti daftar tugas atau playlist, tetapi khusus untuk bacaan. Konsep ini membantu agar kita tidak kebingungan atau impulsif dalam memilih buku berikutnya. Caranya, susun daftar prioritas buku yang mau dibaca dulu, seperti antrean, dan pastikan jangan membeli buku baru sebelum buku lama selesai dibaca.
2. Tetapkan Waktu Membaca
Sisihkan waktu harian (misalnya 20–30 menit sebelum tidur) agar membaca jadi kebiasaan. James Clear (penulis “Atomic Habits”) menekankan pentingnya membangun kebiasaan membaca dengan aturan "two-minute rule"—mulai dengan membaca sedikit (2 menit), sehingga lebih mudah untuk konsisten dan tidak merasa terbebani. Jika anak-anak dibiasakan sejak dini, kelak saat dewasa akan memiliki jam biologisnya sendiri untuk membaca.
3. Gunakan Aturan 1:1
Selesaikan satu buku sebelum beli yang baru. Kalau belum selesai, tahan dulu godaan beli. Tradisi literasi bisa dipupuk melalui sistem yang teratur.
4. Kurangi Impulsif, Perbanyak Pinjam
Daripada beli banyak, coba pinjam dari perpustakaan atau teman. Ini bisa mengurangi tumpukan buku di rak buku. Selain itu, kita bisa menghemat pengeluaran untuk membeli buku tanpa kehilangan kebiasaan membaca.
5. Mulai dari yang Paling Menarik
Pilih buku yang benar-benar bikin kamu excited, bukan sekadar “harus” dibaca. Biasanya saya memilih genre atau topik buku yang sesuai dengan konteks minat terkini.
6. Terapkan "Batas Rak"